Polisi Temukan Penyebab Tewasnya 6 WNA di Hotel Mewah Thailand
- pixabay
Bangkok – Kepolisian Thailand mengatakan bahwa keracunan sianida menjadi kemungkinan terbesar penyebab kematian enam warga asing, yang jasadnya ditemukan di sebuah kamar hotel mewah di Bangkok.
Polisi juga mengkonfirmasi bahwa tersangka pembunuhan itu termasuk di antara korban tewas.
Bahan kimia yang bereaksi cepat dan mematikan itu ditemukan pada gelas minum dan teko di kamar hotel mewah Grand Hyatt Erawan.
Melansir dari The Sundaily, Rabu, 17 Juli 2024, menurut wawancara dengan kerabat korban dan pihak kepolisian, mengungkapkan adanya perselisihan mengenai utang terkait dengan investasi.
Keenamnya adalah etnis Vietnam, dua di antaranya berkewarganegaraan AS, dan ditemukan tewas pada Selasa malam, 16 Juli 2024.
Biro Investigasi Federal AS telah membantu polisi dalam penyelidikan tersebut, kata pihak berwenang.
“Kami menemukan sianida di dalam cangkir teh, dari keenam cangkir kami menemukan sianida,” kata Trirong Phiwpan, Komandan kantor bukti polisi Thailand, pada konferensi pers.
“Setelah staf membawa cangkir teh dan dua botol air panas, susu dan teko teh, salah satu (korban) memasukan enam sianida.”
Sementara itu, hasil otopsi diharapkan keluar pada hari berikutnya.
Pemerintah Vietnam mengatakan kedutaan besarnya di Bangkok berkoordinasi erat dengan pihak berwenang Thailand mengenai kasus ini, sementara Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya memantau situasi dan pihak berwenang setempat bertanggung jawab atas penyelidikan tersebut.
Grand Hyatt Erawan, yang dioperasikan oleh Erawan Group, memiliki lebih dari 350 kamar dan terletak di kawasan wisata populer yang terkenal dengan perbelanjaan dan restoran mewah.
Berita mengenai kematian tersebut, yang awalnya dilaporkan oleh beberapa media Thailand sebagai penembakan, bisa menjadi kemunduran bagi Thailand karena negara tersebut sangat bergantung pada sektor pariwisata, yang penting untuk menghidupkan kembali perekonomian yang telah terpuruk sejak pandemi ini.
Thailand sendiri memperkirakan kedatangan 35 juta wisatawan asing tahun ini. Angka itu naik dari 28 juta wisatawan asing pada tahun lalu.
Perdana Menteri Srettha Thavisin pada hari Selasa juga mendesak penyelidikan cepat terhadap masalah ini untuk membatasi dampaknya terhadap sektor perjalanan Thailand.