Temui Titik Terang, Hamas dan Fatah Akan Bertemu di Beijing untuk Rekonsiliasi
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Gaza – Dua faksi politik di Palestina akhirnya melakukan pertemuan. Para pejabat senior dari kelompok Hamas dan Fatah telah sepakat untuk bertemu di Beijing pada bulan ini, dalam upaya baru untuk rekonsiliasi. Hal itu disampaikan oleh para pejabat setempat, pada Senin, 15 Juli 2024.
Delegasi Hamas akan dipimpin oleh ketua politik Hamas yang berbasis di Qatar, Ismail Haniyeh, sedangkan perwakilan Fatah akan dipimpin oleh wakil ketua Mahmud Alul, kata sumber Fatah.
Kedua kelompok ini telah menjadi rival sengit sejak pejuang Hamas mengusir Fatah dari Jalur Gaza, setelah bentrokan mematikan atas kemenangan gemilang Hamas dalam pemilu tahun 2006.
Hamas kemudian menjadi pemerintah de facto di wilayah tersebut, hingga perang yang sedang berlangsung dengan Israel dimulai pada 7 Oktober tahun lalu.
Melansir dari Times of Israel, Rabu, 17 Juli 2024, pembicaraan rekonsiliasi terjadi ketika Israel dan Hamas merundingkan kesepakatan untuk membebaskan sandera Israel dengan imbalan gencatan senjata dan pembebasan tahanan Palestina.
Menurut laporan di Washington Post pekan lalu, Israel dan Hamas telah sepakat untuk menyerahkan kendali atas Gaza kepada pasukan baru Palestina selama tahap kedua yang penting dari usulan kesepakatan tiga fase.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu sejauh ini menolak seruan untuk memasukkan Otoritas Palestina ke dalam Gaza dengan mengatakan bahwa Fatah tidak akan menggantikan Hamastan dengan Fatahstan.
Beberapa upaya rekonsiliasi sebelumnya antara Hamas dan Fatah telah gagal, namun seruan telah meningkat sejak 7 Oktober, dengan kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, dimana Fatah bermarkas.
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan pada akhir Mei menunjukkan bahwa Hamas dua kali lebih populer daripada Fatah di Tepi Barat, dengan 41 persen penduduk mengatakan mereka mendukung kelompok Hamas dan hanya 17 persen yang mengatakan mereka mendukung Fatah.
Di Jalur Gaza, dukungan terhadap Hamas saat ini mencapai 38 persen dan dukungan terhadap Fatah sebesar 24 persen, menurut jajak pendapat yang sama.
Tiongkok menjadi tuan rumah bagi Fatah dan Hamas pada April lalu, tetapi pertemuan yang dijadwalkan pada bulan Juni ditunda.
"Para perwakilan tersebut akan bertemu dengan para pejabat Tiongkok di Beijing pada 20 dan 21 Juli," menurut wakil sekretaris jenderal komite pusat Fatah, Sabri Saidam.
Sebelumnya, pertemuan kedua kelompok bisa dilakukan, tambahnya.
Tujuannya, kata Saidam, adalah untuk mengakhiri perpecahan dengan komitmen terhadap perjanjian masa lalu dan menyepakati hubungan antara kelompok-kelompok Palestina pada tahap berikutnya.
Anggota eksekutif Fatah lainnya juga mengatakan pertemuan gabungan Fatah-Hamas dapat diadakan di Beijing sebelum agenda resmi dimulai.
Sejak pecahnya perang, Tiongkok berusaha menampilkan dirinya sebagai penengah yang lebih “netral” antara Israel dan Palestina, dibandingkan dengan Amerika Serika