Maroko Beli Satelit Mata-mata Israel Seharga Rp 16 Triliun
- Israel
Rabat – Maroko akan membeli satelit mata-mata Israel dalam kesepakatan senilai US$ 1 miliar (Rp 16,1 triliun). Hal itu dilaporkan oleh media Maroko, pada Kamis, 11 Juli 2024.
Melansir dari The Cradle, Kamis, 11 Juli 2024, menurut sumber Israel di Rabat, Tel Aviv akan memberi Maroko satelit mata-mata Ofek 13 untuk menggantikan satelit Airbus dan Thales.
Israel Aerospace Industries (IAI) milik negara Israel mengkonfirmasi bahwa mereka menandatangani kontrak senilai US$ 1 miliar untuk memasok salah satu sistemnya kepada pihak yang tidak ditentukan, dalam hal ini Maroko.
IAI mengatakan dalam pengajuan peraturan bahwa kesepakatan itu akan dilaksanakan selama periode lima tahun.
Diketahui, Maroko termasuk di antara negara-negara Arab yang menormalisasi hubungan dengan Israel dalam Perjanjian Abraham 2020.
Pada tahun 2021, Tel Aviv dan Rabat juga menandatangani pakta pertahanan yang melibatkan intelijen dan kerja sama dalam industri militer.
Tahun lalu, Israel mengakui pendudukan ilegal Maroko di Sahara Barat. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan posisi Israel dalam suratnya kepada Raja Maroko Mohammed VI.
Menurut laporan Financial Times pada Mei lalu, para pejabat Arab dan Barat mengatakan bahwa Maroko termasuk di antara beberapa negara Arab yang mempertimbangkan untuk bergabung dengan inisiatif yang dipimpin AS untuk membentuk pasukan penjaga perdamaian di Gaza setelah perang genosida Israel berakhir.
Secara terbuka, Rabat berulang kali menyerukan gencatan senjata dan penerapan solusi dua negara.
Seiring dengan berlanjutnya kerja sama yang erat antara Tel Aviv dan Rabat, penduduk Maroko telah mengambil sikap tegas terhadap normalisasi dengan Israel, terutama sejak dimulainya perang di Gaza pada bulan Oktober.
Protes pro-Palestina di negara tersebut sudah biasa terjadi selama beberapa bulan terakhir.
Institut Studi Keamanan Nasional Israel mengatakan bahwa Israel semakin tidak disukai oleh negara-negara Arab, termasuk Maroko.
26 persen warga Maroko juga menggambarkan peristiwa di Gaza sebagai pembantaian, 14 persen sebagai genosida, dan 14 persen lainnya sebagai pembunuhan massal.