Hamas Murka, Israel Serang Sekolah Milik PBB yang Jadi Pengungsian Warga Palestina
- Maaktob Media
VIVA – Pada tanggal 6 Juli 2024, militer Israel melakukan serangan terhadap kompleks Hamas yang terletak di dalam sekolah milik salah satu lembaga yang didirikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yaitu United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in Near East (UNRWA).
Sekolah tersebut terletak di daerah Nuseirat, Gaza dan digunakan untuk menampung ribuan pengungsi Palestina di Gaza tengah. Menurut laporan dari Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir al Balah, Gaza, serangan ini telah mengakibatkan kematian 37 orang. Akibatnya, kelompok perlawanan Palestina, Hamas, murka dan mengecam aksi brutal tersebut.
"Serangan brutal tentara teroris pendudukan di sekolah al-Jaouni yang dijalankan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dan menampung ribuan pengungsi adalah sebuah pembantaian dan kejahatan baru yang dilakukan musuh kriminal ini,"Â kata Hamas dalam pernyataannya yang dilansir dari Antara, Sabtu (6/7/24).
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa pasukan Israel telah melakukan pembantaian di sebuah sekolah di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah, yang mengakibatkan 16 warga sipil Palestina tewas dan 50 lainnya terluka.
Insiden tragis itu menambah panjang daftar kekerasan yang terjadi di wilayah tersebut, di mana warga sipil sering kali menjadi korban utama dari konflik bersenjata yang terus berkecamuk.
Selain itu, kantor media pemerintah Gaza menyatakan bahwa sejak Tel Aviv melancarkan invasi militer ke Jalur Gaza dengan dukungan penuh Amerika Serikat pada 7 Oktober 2023, Israel telah menyerang 17 sekolah dan fasilitas penampungan pengungsi di dalam kamp tersebut.
Serangan-serangan Israel tidak hanya menghancurkan infrastruktur vital, tetapi juga meningkatkan ketakutan dan ketidakamanan di kalangan penduduk sipil yang sudah sangat menderita akibat blokade dan kekerasan berkepanjangan.
Setelah rumah-rumah dan wilayah pemukiman warga Palestina hancur akibat serangan udara dan darat oleh Israel mereka terpaksa harus menggunakan gedung-gedung sekolah sebagai tempat berlindung. Banyak dari mereka yang berharap dapat menemukan tempat yang lebih aman dari gempuran yang terus berlanjut. Namun, serangan terhadap sekolah-sekolah tersebut menunjukkan bahwa bahkan tempat-tempat yang seharusnya aman bagi anak-anak dan keluarga pun tidak luput dari kekerasan.
Hamas menuntut masyarakat internasional serta PBB untuk segera bertindak menghentikan kekerasan dan kejahatan perang yang terus dilakukan oleh Israel. Mereka juga mendesak adanya langkah efektif untuk mencegah mesin pembunuh Zionis melanjutkan kejahatannya terhadap warga sipil yang tak berdaya di Gaza.
Panggilan Hamas ini mencerminkan harapan akan adanya campur tangan global yang dapat menghentikan penderitaan rakyat Palestina, sekaligus menyerukan tanggung jawab moral dan kemanusiaan dari komunitas internasional untuk tidak membiarkan pelanggaran hak asasi manusia terus berlangsung tanpa tindakan nyata.