UNRWA Minta Penyelidikan Independen Usut Penyerangan Israel di Sekolah Palestina
- upi.com
Gaza – Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), pada Minggu, 7 Juli 2024, menyerukan penyelidikan independen terkait serangan Israel, yang menewaskan sedikitnya 16 warga Palestina di sebuah sekolah yang menampung pengungsi di Jalur Gaza tengah.
Sebelumnya, tentara Israel mengklaim bahwa mereka telah menargetkan Hamas di dalam sekolah yang dikelola PBB di kamp pengungsi Nuseirat, pada Sabtu, 6 Juli 2024.
"Sekali lagi, sekolah UNRWA diserang oleh Pasukan Israel. Sekolah di Wilayah Tengah tersebut adalah rumah bagi hampir 2.000 pengungsi internal,” kata Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini dalam sebuah pernyataan di X.
“Klaim yang berulang dari Israel bahwa fasilitas kami digunakan oleh kelompok bersenjata Palestina, ini adalah klaim yang saya tanggapi dengan sangat serius. Itulah sebabnya saya berulang kali menyerukan penyelidikan independen untuk memastikan fakta dan mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab atas serangan terhadap gedung PBB atau penyalahgunaannya," sambungnya, dikutip dari ANews, Senin, 8 Juli 2024.
Ketua UNRWA mengatakan lebih dari separuh fasilitas badan tersebut telah diserang, dan menewaskan 520 orang dan melukai hampir 1.600 lainnya.
“Semakin lama perang ini berlangsung, semakin dalam perpecahan yang terjadi, dan semakin banyak penderitaan yang harus ditanggung oleh masyarakat,” ucap Lazzarini.
Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB, yang menuntut gencatan senjata segera, Israel telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.
Lebih dari 38.150 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta lebih dari 87.800 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Sembilan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel juga dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan.