Sederet Negara Arab Ini Ternyata Masih Ekspor Makanan ke Israel Meski Ada Aksi Boikot

Kurma bersertifikat halal yang diproduksi di UEA dijual di supermarket di kota Acre, Israel utara (Doc: The Cradle)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

VIVA – Negara-negara Arab, termasuk Mesir, Yordania, Maroko, dan UEA, terus mengekspor produk makanan mereka ke Israel, meskipun terjadi kekejaman terhadap warga Palestina di Gaza. Hal itu menurut laporan investigasi Middle East Eye (MEE) dan Arab Post, yang diterbitkan pada 2 Juli lalu.

ICC Perintahkan Penangkapan PM Israel, Biden Tegaskan AS Akan Lindungi Netanyahu

Penyelidikan menemukan bahwa ratusan produk makanan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan di negara-negara Arab telah disertifikasi sebagai halal untuk diekspor ke Israel. Hal ini termasuk puluhan produk yang diproduksi di negara-negara tersebut sejak dimulainya perang pada Oktober tahun lalu.

Kurma bersertifikat halal yang diproduksi di UEA dijual di supermarket di kota Acre, Israel utara (Doc: The Cradle)

Photo :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong
Hamas Sebut AS Takut-takuti Hakim Mahkamah Internasional yang Perintahkan Tangkap Netanyahu

Kepala Rabbi Israel harus mengeluarkan sertifikat halal yang menunjukkan kepatuhan terhadap hukum Yahudi untuk produk makanan yang akan dijual di toko dan supermarket Israel.

MEE juga menemukan contoh produk bersertifikat halal yang diimpor dari negara-negara Arab yang dijual di supermarket Israel dan online.

PBB: Kematian Anak Palestina akibat Dibunuh Tentara Israel di Tepi Barat Naik Tiga Kali Lipat

Dalam beberapa kasus, produk makanan mungkin diekspor ke Israel melalui perusahaan dan distributor di negara ketiga.

Investigasi tersebut menemukan bahwa meskipun ada kecaman internasional terhadap Israel dan seruan untuk memboikotnya, infrastruktur perdagangan antara Israel dan negara-negara regional tetap ada.

"Dalam beberapa kasus, perdagangan antara negara-negara Arab dan Israel meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebelum perang dimulai," menurut laporan itu, dikutip dari The Cradle, Kamis, 4 Juli 2024.

Data yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik Israel, menunjukkan bahwa impor dari Mesir ke Israel pada Mei 2024 bernilai US$ 25 juta atau Rp 408,2 miliar, dua kali lipat dari jumlah impor pada bulan yang sama pada tahun 2023.

Impor Israel dari UEA dan Yordania juga lebih tinggi pada Mei 2024, dibandingkan Mei tahun sebelumnya.

Mahmoud Nawaja, koordinator umum komite nasional untuk gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS), mengatakan, “Pertumbuhan perdagangan antara negara-negara Arab dan Israel hanya dapat dianggap sebagai keterlibatan dan keterlibatan mereka dalam kejahatan Israel terhadap warga Palestina, dan genosida khususnya di Gaza.”

“Ini tidak mencerminkan posisi masyarakat Arab, yang menyerukan boikot total. Negara-negara ini mempertahankan rezim kolonial Israel di bawah arahan AS,” tambahnya.

Basis data Biro Pusat Statistik mencakup 35 perusahaan Mesir, 25 perusahaan Maroko, lima perusahaan Yordania, dan empat perusahaan Emirat yang berdagang dengan Israel.

Sekitar 442 produk makanan dari negara-negara Arab telah menerima sertifikasi halal, termasuk sayuran dan buah-buahan beku atau kalengan, minyak, tahini, gula, aprikot, tuna, mie, kacang tanah, dan jus, menurut investigasi MEE dan Arabian Post.

VIVA Militer: Bendera Israel

Photo :
  • Moderate Rebels

Data Israel juga memberikan wawasan tentang kekuatan hubungan perdagangan baru-baru ini antara Israel dan Turki, dengan 2.772 produk makanan yang diproduksi oleh 290 perusahaan Turki terdaftar sebagai produk halal.

Perdagangan antara Israel dan Turki juga terus berlanjut meskipun ada larangan resmi ekspor ke Israel oleh pemerintah Turki sebagai tanggapan terhadap perang Gaza.

MEE menemukan beberapa produk Turki masih dijual minggu ini di sebuah supermarket di Acre di Israel utara.

Laporan menunjukkan bahwa beberapa perusahaan Turki berusaha untuk mengabaikan larangan tersebut, dengan terlebih dahulu mengekspor barang ke Yunani dan kemudian meneruskannya ke Israel, terkadang dengan label baru untuk mengaburkan asal usulnya.

"Ada upaya beberapa perusahaan untuk menggunakan negara ketiga untuk mengekspor kembali produk-produk ini, dan pihak berwenang Israel sejauh ini tidak memblokir barang-barang Turki yang datang dari negara-negara seperti Yunani dan Azerbaijan,” tutup Mahmoud Nawaja dari gerakan BDS.

Gedung kongres Amerika Serikat, Capitol.

Anggota Kongres Sebut AS Sudah Bantu Israel Senilai Rp286 Triliun dalam Bentuk Senjata

Sejak genosida dimulai, AS telah memberikan lebih dari 18 miliar dolar AS (Rp286,2 triliun) dalam bentuk senjata kepada pemerintah Israel, kata anggota Kongres.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024