Vladimir Putin dan Erdogan Lakukan Pertemuan, Ini yang Dibahas

Presiden Putin dan Presiden Erdogan saat bertemu di Astana, Kazakhstan
Sumber :
  • Vyacheslav Prokofyev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP

Astana – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin, melakukan pertemuan pada Rabu, 3 Juli 2024, untuk membahas masalah bilateral dan isu global di Astana, ibu kota Kazakhstan, tempat para pemimpin berkumpul untuk pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Shanghai.

Liga Arab Konfirmasi Bakal Boikot Perusahaan yang Terafiliasi Dengan Israel

"Kedua pemimpin membahas berbagai isu, termasuk situasi terkini dalam perang Ukraina, serangan Israel terhadap wilayah Palestina, upaya untuk menemukan solusi terhadap krisis di Suriah, dan perang melawan terorisme," kata Direktorat Komunikasi Turki dalam sebuah pernyataan, dikutip dari ANews, Kamis, 4 Juli 2024.

Erdogan mengatakan, Turki akan terus berupaya mewujudkan perdamaian di wilayahnya dan dunia. Dia juga mengatakan Turki dapat meletakkan dasar bagi konsensus untuk mengakhiri perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina dengan gencatan senjata. Juga menambahkan bahwa perdamaian yang adil, yang dapat memuaskan kedua belah pihak sangat mungkin terjadi.

Potret Gereja di Gaza 'Disulap' Jadi RS Karena Kekurangan Fasilitas Medis

Pemimpin Turki menekankan bahwa serangan Israel terhadap wilayah Palestina dan ancaman terhadap Lebanon menargetkan perdamaian regional dan global serta stabilitas, dan penyebaran konflik akan menyebabkan kerugian terbesar bagi negara-negara di kawasan.

Dia mendesak masyarakat internasional, untuk fokus menghentikan Israel, yang telah menewaskan hampir 38.000 warga Palestina di Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023.

Balas Dendam Komandannya Tewas, Hizbullah Luncurkan 200 Rudal ke Wilayah Israel

Erdogan menegaskan bahwa Turki bertekad untuk mencegah pembentukan negara teroris di sepanjang perbatasannya.

Presiden Turki juga menggarisbawahi pentingnya mengakhiri ketidakstabilan di wilayahnya, khususnya perang saudara di Suriah, yang dimulai pada tahun 2011.

"Turki siap bekerja sama untuk mencari solusi," ujar Erdogan.

“Kami melakukan diskusi (dengan Rusia) mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Sinop, saya yakin kami dapat mengambil langkah serius mengenai hal ini,” sambungnya.

Ini akan menjadi pembangkit listrik tenaga nuklir kedua di Turki, setelah satu di selatan Turki, dan pembangkit listrik kedua yang dibangun melalui kemitraan dengan Moskow.

Presiden Turki menyatakan keyakinannya dalam mencapai target volume perdagangan ambisius sebesar US$ 100 miliar, dengan menyebutkan potensi kuat untuk pertumbuhan hubungan bilateral.

Erdogan juga mengundang Putin untuk mengunjungi Turki, dan pemimpin Rusia tersebut menegaskan niatnya untuk melakukan perjalanan tersebut dalam waktu dekat.

Sebagai informasi, pembangkit listrik Sinop akan menjadi proyek nuklir kedua di negara itu setelah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Akkuyu di Mersin, Turki selatan, yang saat ini sedang dibangun oleh Rusia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya