Jepang Luncurkan Uang Kertas Baru dengan Teknologi Khusus, Sulit Dipalsukan
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Tokyo – Jepang mulai mengedarkan uang kertas baru pertamanya dalam 20 tahun, pada Rabu, 3 Juli 2024. Uang baru tersebut menampilkan potret tiga dimensi dari para pendiri lembaga keuangan dan pendidikan guna menggagalkan para pemalsu uang.
Melansir dari Channel News Asia, uang kertas tersebut menggunakan pola cetakan untuk menghasilkan hologram dari potret yang menghadap ke arah berbeda, bergantung pada sudut pandang.
Uang itu juga menggunakan teknologi tinggi, yang menurut Biro Percetakan Nasional Jepang adalah yang pertama di dunia untuk uang kertas.
“Wajah mereka yang mewakili kapitalisme Jepang, pemberdayaan perempuan dan inovasi teknologi ada dalam rancangan undang-undang baru ini,” kata Perdana Menteri Fumio Kishida dalam sebuah acara.
Langkah ini dilakukan saat perekonomian memasuki fase yang didorong oleh pertumbuhan untuk pertama kalinya dalam tiga dekade.
Perusahaan-perusahaan besar menaikkan upah pekerja pada tingkat tercepat dalam 33 tahun, namun inflasi yang berkepanjangan, yang disebabkan oleh melemahnya mata uang yen dengan cepat, membuat konsumsi dan suasana bisnis lesu, menurut data ekonomi terbaru.
Pembayaran uang tunai yang ada akan tetap digunakan, namun berbagai merchant seperti stasiun kereta api, tempat parkir, dan toko ramen bakal memperbarui mesin pembayaran mereka seiring adanya dorongan dari pemerintah kepada konsumen dan dunia usaha untuk menggunakan lebih sedikit uang tunai dalam upayanya mendigitalkan perekonomian.
Uang kertas 10.000 yen (Rp 1 juta) yang baru, diketahui menggambarkan Eiichi Shibusawa (1840-1931), pendiri bank dan bursa saham pertama, yang sering disebut sebagai "bapak kapitalisme Jepang".
Sedangkan uang kertas 5.000 yen (Rp 500 ribu) yang baru, menggambarkan pendidik Umeko Tsuda (1864-1929), yang mendirikan salah satu universitas wanita pertama di Jepang.
Dan yang terakhir, uang kertas 1.000 yen (Rp 101 ribu) menampilkan ilmuwan kedokteran perintis, Shibasaburo Kitasato (1853-1931).
Meskipun Kishida berbicara tentang teknologi terkini untuk melawan pemalsuan uang, hal ini bukanlah masalah besar di Jepang.
Diketahui, sebanyak 681 uang kertas palsu yang terdeteksi polisi pada tahun 2023, dan menunjukkan penurunan tajam dari rekor tertinggi sebesar 25.858 pada tahun 2004.
Pihak berwenang berencana untuk mencetak sekitar 7,5 miliar uang kertas berdesain baru pada akhir tahun fiskal berjalan, sehingga menambah 18,5 miliar uang kertas senilai 125 triliun yen yang beredar pada Desember 2024.
“Uang tunai adalah alat pembayaran aman yang dapat digunakan oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, dan akan terus memainkan peran penting, bahkan ketika metode pembayaran alternatif berlaku," ujar Gubernur Bank of Japan, Kazuo Ueda pada upacara perayaan.
Bank of Japan telah bereksperimen dengan mata uang digital, namun pemerintah belum membuat keputusan apakah akan menerbitkan yen digital.