Lebanon Siaga Tinggi Antisipasi Pecahnya Perang Israel-Hizbullah

VIVA Militer: Milisi Hizbullah Lebanon
Sumber :
  • axios.com

Beirut – Perdana Menteri sementara Lebanon mengatakan bahwa negaranya berada dalam keadaan perang, ketika bentrokan selama sembilan bulan antara Israel dan Hizbullah meningkatkan kekhawatiran akan invasi Israel ke negara tersebut.

Israel Bunuh Komandan Kelompok Jihad Palestina Dengan Drone

Perdana Menteri, Najib Mikati membuat pernyataan tersebut saat berkunjung ke Lebanon selatan, pada Sabtu, 29 Juni 2024, di mana ia mengatakan bahwa dirinya berharap perang tidak akan meluas.

"Kami selalu menganjurkan perdamaian, dan pilihan kami adalah perdamaian dan penerapan Resolusi 1701. Israel harus menghentikan serangan berulang-ulangnya terhadap Lebanon, dan menghentikan perang di Gaza, dan setiap orang harus menerapkan Resolusi Internasional No. 2735,” kata Mikati, dikutip dari The New Arab, Senin, 1 Juli 2024.

Kasus Rasisme di Prancis Naik 32 Persen, Terbanyak Dialami Umat Muslim

Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati (kanan)

Photo :
  • AP Photo/Bilal Hussein

Resolusi PBB 1701, yang mengakhiri invasi Israel ke Lebanon pada tahun 2006, menyerukan penghentian permusuhan antara Hizbullah dan Israel, serta penarikan Hizbullah ke utara sungai Litani sementara Israel dari Lebanon.

Israel Disebut Ingin Musnahkan Komunitas Kristen di Palestina, Gereja Mulai Dipajaki

Selain itu, Resolusi PBB 2735 menyerukan penerapan gencatan senjata tiga tahap di Gaza, pertukaran sandera dan menekankan perlunya solusi dua negara.

"Kami bersama rakyat kami. Perlawanan melakukan tugasnya, pemerintah Lebanon melakukan tugasnya, dan tujuan kami adalah melindungi negara dalam segala hal," tambah Mikati.

Pernyataannya muncul ketika invasi Israel meningkat, dan setelah meningkatnya intensitas bentrokan antara Israel dan Hizbullah, serta retorika dari kedua belah pihak.

Tentara Israel juga menyatakan telah menyetujui rencana invasi ke Lebanon jika diminta.

Menurut Times of Israel, mengutip media Ibrani, dua rumah sakit di utara berada dalam siaga tinggi atas potensi pecahnya perang antara Israel dan Hizbullah.

Direktur Pusat Medis Galilee dan Rumah Sakit Ziv mengatakan mereka telah meningkatkan persediaan di rumah sakit, dan Rumah Sakit Ziv meminta staf bersiap untuk tinggal di rumah sakit untuk jangka waktu yang lebih lama.

“Tingkat kesiapan yang diperlukan dari kami sudah tinggi selama hampir sembilan bulan, namun sekarang nampaknya kami perlu meningkatkannya lebih lanjut,” kata Masad Barhoum dari Galilee Medical Center.

VIVA Militer: Milisi Hizbullah Lebanon

Photo :
  • latimes.com

Sementara itu, semakin banyak negara yang memperingatkan warganya untuk meninggalkan Lebanon, termasuk Irlandia, Kuwait, dan Jerman, sementara Kanada dan AS melakukan persiapan evakuasi jika terjadi perang.

Sebagai informasi, bentrokan antara Hizbullah dan Israel telah berlangsung sejak 8 Oktober, menyusul pecahnya perang terbaru Israel di Gaza.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya