Israel Disebut Ingin Musnahkan Komunitas Kristen di Palestina, Gereja Mulai Dipajaki
- AP Photo/Mahmoud Illean
Gaza – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Palestina, pada hari Sabtu, 29 Juni 2024, menuduh Israel secara sengaja menargetkan komunitas Kristen di Palestina, khususnya di Yerusalem.
Dalam sebuah pernyataan, kementerian tersebut mengatakan pihaknya dengan tegas mengutuk tindakan Israel, karena menggunakan kekuatan pendudukan ilegal baru-baru ini, dan mengenakan pajak pada gereja-gereja, dan properti di kota Yerusalem.
“Tindakan ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan ‘Status Quo’ sejarah dan hukum kota tersebut,” kata Kemlu Palestina, dikutip dari Middle East Monitor, Senin, 1 Juli 2024.
Kementerian tersebut menekankan bahwa pengenaan pajak-pajak di tempat ibadah oleh Israel adalah ilegal.
“Israel tidak memiliki kedaulatan atas Yerusalem. Langkah-langkah yang melanggar hukum ini dianggap sebagai bagian dari strategi pemusnahan dan pembersihan etnis yang lebih luas, yang dilakukan Israel terhadap seluruh rakyat Palestina, khususnya menargetkan kehadiran asli umat Kristen Palestina di Tanah Suci, terutama di Yerusalem,” ucap kementerian tersebut.
Kemlu Palestina juga menyerukan semua negara untuk mendukung posisi gereja-gereja dan Negara Palestina, serta melakukan intervensi untuk menghentikan pelanggaran serius terhadap hukum internasional, resolusi Dewan Keamanan PBB, dan Status Quo historis dan hukum.
Pernyataan kementerian tersebut dikeluarkan sebagai reaksi terhadap pemberitahuan Israel kepada beberapa gereja tentang tindakan legal yang bertujuan memaksa mereka membayar pajak.
Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Lebih dari 37.800 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, serta lebih dari 86.800 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.