Haji Pakai Visa Ilegal, Arab Saudi Tangguhkan E-Visa Umrah Bagi Warga Mesir
- @CGSSaudi
Riyadh – Arab Saudi telah menangguhkan e-visa umrah B2C bagi warga Mesir, menyusul krisis gelombang panas haji yang mengakibatkan lebih dari 1.300 kematian.
Melansir dari The New Arab, Kamis, 27 Juni 2024, B2C adalah visa elektronik yang memungkinkan jamaah memesan langsung melalui portal umrah online kerajaan tanpa menggunakan agen perjalanan eksternal.
Wisatawan yang menggunakan visa B2C terlebih dahulu harus melakukan perjalanan ke UEA atau Oman untuk masa transit enam jam, sebelum menuju ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji.
Kantor berita resmi Arab Saudi melaporkan bahwa lebih dari tiga perempat korban meninggal memiliki izin non-haji, sehingga memaksa mereka berjalan berjam-jam di bawah sinar matahari langsung dan tanpa bekal yang memadai. Sekitar 650 orang yang meninggal adalah orang Mesir.
Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi awal pekan ini menekankan bahwa penangguhan visa B2C hanyalah tindakan sementara.
Warga Mesir masih bisa menunaikan umrah, yang bisa dilakukan kapan saja sepanjang tahun, tidak seperti haji, namun saat ini hanya bisa dilakukan melalui visa B2B standar yang memungkinkan masuk langsung ke Arab Saudi.
Visa B2C juga telah ditangguhkan untuk Pakistan, menurut berbagai laporan.
Kematian warga Mesir selama ibadah haji mendorong Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly untuk mencabut izin 16 perusahaan pariwisata, dan melimpahkan manajer mereka ke jaksa karena memberikan izin kepada orang-orang untuk menunaikan ibadah haji melalui jalur ilegal dan tidak teratur.
Izin haji biasanya dialokasikan ke negara-negara yang menggunakan sistem kuota dan dibagikan kepada masyarakat melalui undian.
Namun, prosesnya bisa memakan banyak biaya karena banyak yang harus melakukan perjalanan haji dengan visa tidak resmi atau tanpa izin.