Rusia Ogah Akui Surat Perintah Penangkapan ICC Terhadap Eks Menhan Sergei Shoigu
- AP Photo.
Moskow – Kremlin mengatakan pada Rabu, 26 Juni 2024, bahwa mereka menganggap surat perintah penangkapan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), terhadap eks Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu dan Valery Gerasimov tidak masuk akal. Rusia juga menambahkan bahwa pihaknya tidak mengakui yurisdiksi pengadilan tersebut.
ICC pada Selasa, 25 Juni 2024, mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Shoigu, dan jenderal penting Rusia Gerasimov atas dugaan kejahatan yang dilakukan oleh pasukan Rusia di Ukraina.
Shoigu sekarang menjabat sebagai sekretaris Dewan Keamanan Rusia. Sementara Gerasimov adalah Kepala Staf Umum Angkatan Darat Rusia.
“Kami tidak mengakui yurisdiksi pengadilan ini,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, dikutip dari The Sundaily, Kamis, 27 Juni 2024.
“Kami bukan anggota undang-undang terkait. Oleh karena itu, kami tidak mengakui perintah ini. Apalagi kami menganggapnya sangat tidak masuk akal, seperti dua surat perintah terakhir yang menyangkut kepala negara dan ombudsman anak-anak kami.”
Sementara itu, Ukraina memuji keputusan penting tersebut, dan kepala staf kepresidenan Andriy Yermak mengatakan,“Semua orang akan bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan.”
ICC, yang berbasis di Den Haag, tidak memiliki kepolisian sendiri untuk menegakkan surat perintah penangkapan. Ia bergantung pada sistem peradilan dari 124 anggotanya untuk melaksanakannya.
Secara teori, siapa pun yang memiliki surat perintah penangkapan dilarang bepergian ke negara anggota ICC karena takut ditangkap.
Putin sendiri telah melakukan perjalanan ke luar negeri, terutama ke Kyrgyzstan, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, yang semuanya bukan anggota ICC.
Namun, ia melewatkan pertemuan BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan) di Afrika Selatan, yang diharapkan dapat melaksanakan perintah penangkapan tersebut.