Arab Saudi Tangkap Pria Mesir Pasien Kanker Usai Kritik Kematian Ribuan Jemaah Haji
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Riyadh – Pihak berwenang Arab Saudi telah menahan seorang pria Mesir, setelah dia memposting sebuah video selama ibadah haji, dan mengkritik dugaan kelalaian pemerintah Arab, yang menyebabkan kematian ratusan jamaah haji Mesir.
Menurut ayahnya, Islam Osama Sobhi, saat ini ditahan di Taif setelah konsulat Mesir di Jeddah menyerahkannya ke dinas keamanan untuk diselidiki.
Sobhi, yang menderita kanker, ditahan sehubungan dengan video viral yang dia posting di media sosial selama ibadah haji awal bulan ini, di mana dia menyatakan keterkejutannya dan mengecam kematian banyak jemaah Mesir karena panas yang ekstrim, dan kurangnya layanan ambulans dan transfer bus di Tanah Suci.
Dalam videonya, Sobhi menceritakan dirinya dan rekan-rekannya terpaksa berjalan kaki selama 10 jam karena bus dan mobil tidak mengizinkan mereka naik.
“Orang-orang telah meninggal. Teman sekamar saya telah meninggal. Kami telah mengumpulkan mayat-mayat dari jalanan. Saya juga terjatuh berkali-kali,” ujarnya dalam video yang kini sudah dihapus.
“Mungkin lebih dari 1.000 orang Mesir meninggal. Saya terus melihat mayat orang Mesir berserakan di jalanan. Dan ambulans menolak berhenti. Saya di sini untuk menyerahkan diri dan meminta mereka memberikan solusi. Saya belum mendapat makanan atau perawatan medis selama dua hari," sambungnya, dikutip dari Middle East Eye, Rabu, 26 Juni 2024.
Sobhi diketahui menunaikan ibadah haji dengan visa non-haji, sehingga dia tidak terdaftar secara resmi sebagai jemaah haji.
Jemaah haji yang terdaftar membawa kartu pintar yang memungkinkan mereka naik bus dan menggunakan fasilitas lain, termasuk rumah sakit dan layanan ambulans.
Middle East Eye melaporkan bahwa baik jemaah haji yang terdaftar maupun tidak, menderita karena fasilitas yang tidak memadai selama menunaikan ibadah haji, termasuk ditolak masuk ke bus dan ambulans.
Sementara itu, Arab Saudi mengatakan lebih dari 1.300 orang meninggal selama ibadah haji tahun ini, sebagian besar dari mereka adalah jemaah haji yang tidak terdaftar.
Kematian tersebut merupakan bencana haji terkait panas terburuk dalam 40 tahun terakhir.
Sebelumnya, pada Agustus 1985, sekitar 1.012 jamaah dilaporkan meninggal karena panas ekstrem dengan suhu melebihi 50 derajat celsius.
Sumber keamanan Saudi mengatakan pada minggu ini bahwa jumlah korban tewas sebenarnya tahun ini mungkin tiga hingga empat kali lebih tinggi dari yang dilaporkan, dan tidak ada komentar resmi yang akan dibuat mengenai angka-angka ini kecuali kematian tersebut disebabkan oleh kecelakaan, serupa dengan insiden Mina tahun 2015.
“Pemerintah Saudi harus menghormati hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi, dan menghentikan penangkapan sewenang-wenang terhadap Islam Sobhi,” kata Organisasi Hak Asasi Manusia Arab Saudi, pada hari Selasa, 25 Juni 2024.
Mereka juga mendesak pihak berwenang untuk memberinya akses terhadap pengacara serta perawatan medis yang diperlukan sebagai pasien kanker.
Minta Maaf dan Serahkan Diri
Dalam video lain, Sobhi mengaku mendapat rentetan pesan hinaan dari warga Saudi akibat komentarnya soal haji. “Saya tidak bermaksud menghina pemerintah atau rakyat Saudi,” katanya dalam video keduanya.
“Tuhan tahu kenapa aku berbicara seperti ini. Saya ingin mereka menyelamatkan orang. Saya juga telah menghapus videonya.”
Dalam video ketiga pada 23 Juni, Sobhi men-videokan dirinya sedang berada di konsulat Mesir di Jeddah di mana dia menyerahkan diri. "Saya sangat sakit. Tolong kirimkan saya ambulans atau perawatan medis.”
Menurut ayah Sobhi, putranya didiagnosis menderita kanker selama dinas militer di Mesir dan kemudian diberhentikan, dan diberi kompensasi sebesar US$ 2.500 atau setara dengan Rp 41 juta.
Dia memutuskan untuk menggunakan uang itu untuk membayar ibadah haji, salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dilakukan oleh umat Islam dewasa setidaknya sekali seumur hidup.
Sang ayah menambahkan bahwa dia mempercayai aturan hukum Saudi dan meminta pihak berwenang untuk melindungi kehidupan putranya.
"Saya hanya punya satu permintaan: melindungi nyawa anak saya, dan memberinya perawatan medis. Saya siap membayar perawatan medisnya,” tegas ayah Sobhi