Aborsi Akan Jadi Topik Utama Dalam Debat Pertama Capres AS Pada 27 Juni Mendatang
- Kolase
Washington – Dua tahun setelah Mahkamah Agung AS mencabut perlindungan konstitusional terhadap aborsi, isu yang meledak-ledak ini akan menjadi sorotan utama dalam debat pertama calon presiden AS antara Presiden Joe Biden dan saingannya Donald Trump, yang akan diselenggarakan pada Kamis, 27 Juni 2024.
Sebelumnya, pada 24 Juni 2022, pengadilan tinggi, dengan mayoritas super-konservatif yang dibangun di bawah kepresidenan Trump, membatalkan keputusan bersejarah dalam Roe v. Wade yang melindungi hak aborsi, sehingga menempatkan permasalahan ini di tangan negara bagian.
Roe v. Wade adalah kasus Mahkamah Agung AS yang melegalkan aborsi di Amerika pada tahun 1973.
Pada hari yang sama, beberapa negara bagian AS mulai melarang aborsi, sehingga memaksa klinik-klinik segera tutup atau pindah ke tempat yang lebih ramah.
Negara ini, yang sudah terpolarisasi secara politik, kini terpecah menjadi negara bagian yang melarang atau secara signifikan membatasi akses terhadap prosedur aborsi, sementara di negara bagian lainnya, telah mengadopsi perlindungan bagi hak perempuan untuk melakukan aborsi.
Keputusan Mahkamah Agung menimbulkan kejutan politik di seluruh negeri, dan mempunyai dampak signifikan terkait akses aborsi.
Sebagian dari kerugian tersebut terjadi di negara-negara bagian yang baru-baru ini bergeser ke sayap kanan, seperti Ohio, Alabama, dan Kansas.
Sejak keputusan pelegalan aborsi digulingkan, gerakan hak aborsi menemukan bahwa orang Amerika lebih peduli terhadap hak aborsi daripada yang diperkirakan, menurut Mary Ziegler, seorang profesor di fakultas hukum Universitas California, Davis.
“Jadi mereka mencoba memanfaatkan hal ini dalam pertarungan inisiatif pemungutan suara yang sebagian besar terjadi melalui gerakan hak aborsi,” kata Ziegler, dikutip dari NDTV, Senin, 24 Juni 2024.
Partai Demokrat memanfaatkan momen ini sebaik-baiknya, berharap mendapatkan dukungan penting dari perempuan dan pemilih muda.
Biden, seorang penganut Katolik yang sudah lama merasa kesal dengan masalah ini, telah menjadi pendukung hak aborsi dan menjadikannya bagian penting dari upayanya untuk terpilih kembali, dan memenangkan dukungan dari beberapa organisasi keluarga berencana.
Wakil Presiden Kamala Harris, perempuan pertama yang menjabat, telah berkeliling Amerika selama berbulan-bulan untuk memobilisasi pendukung setia partainya.
Harris yang berusia 59 tahun menjadi wakil presiden pertama yang mengunjungi klinik yang melakukan aborsi, di Minnesota.
Pada hari Senin, ia akan mengadakan sebuah acara di Arizona, sebuah negara bagian yang dipandang sebagai medan pertempuran penting dalam pemilihan presiden bulan November, dan tempat dimana mahkamah agung mengatakan bahwa peraturan era Perang Saudara yang melarang aborsi adalah sah.
Di seluruh negeri, Partai Demokrat juga mendorong diadakannya referendum kecil mengenai aborsi di negara-negara bagian utama, sehingga akan dilaksanakan bersamaan dengan pemilihan presiden, dan diharapkan dapat memotivasi pemilih yang tidak antusias untuk memberikan suara mereka.