Putin Tandatangani 11 Kontrak Perjanjian Kerja Sama Dengan Vietnam, Apa Saja?

Presiden Rusia Vladimir Putin bersama Presiden Vietnam To Lam
Sumber :
  • Nhac Nguyen/Pool Photo via AP

HanoiRusia dan Vietnam telah berjanji untuk memperkuat hubungan, ketika Vladimir Putin melakukan kunjungan kenegaraan ke Hanoi, yang dimaksudkan untuk memberi isyarat bahwa negaranya masih memiliki sekutu di wilayah tersebut.

Gorok Seorang Pendeta, Pasukan Khusus Inggris Dalang Aksi Teror di Dagestan?

Presiden Rusia tiba di bandara Hanoi pada Kamis dini hari, 20 Juni 2024, dan disambut di karpet merah oleh Wakil Perdana Menteri Vietnam Tran Hong Ha dan diplomat utama partai Le Hoai Trung.

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba Noi Bai International Airport, Hanoi Vietnam

Photo :
  • AP Photo/Minh Hoang
Dilarang Mendag Jualan, Kaspersky: Enggak Ngaruh

Dia tiba di negara itu setelah melakukan kunjungan penting di Korea Utara, di mana dia menandatangani perjanjian pertahanan dengan Kim Jong-un, yang mencakup klausul yang mengharuskan negara-negara tersebut untuk saling membantu jika salah satu negara diserang.

Berbicara kepada wartawan di Vietnam pada akhir perjalanan dua harinya, Putin mengatakan dia tidak menutup kemungkinan mengirimkan senjata presisi tinggi ke Korea Utara dan menuduh NATO menciptakan ancaman keamanan bagi Rusia di Asia.

Istana Tegaskan Presiden Tak Campuri Urusan Pengusungan Calon Kepala Daerah di Pilkada 2024

Kunjungan Putin akhirnya menuai kecaman dari Amerika Serikat, salah satu mitra dagang utama Vietnam, yang memperingatkan bahwa mereka berisiko menormalisasi pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional yang dilakukan Rusia.

Presiden Vietnam, To Lam, sebelumnya mengatakan negaranya dan Rusia ingin meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan.

"Bagaimana menghadapi tantangan keamanan non-tradisional berdasarkan hukum internasional, demi perdamaian dan keamanan di kawasan dan dunia," kata To Lam, dikutip dari The Guardian, Jumat, 21 Juni 2024.

Lam dan Putin menandatangani 11 nota kerja sama di berbagai bidang termasuk proyek nuklir sipil, kerja sama energi dan bensin, pendidikan dan pencegahan penyakit.

Putin mengatakan kepada wartawan bahwa perundingan tersebut bersifat konstruktif dan kedua belah pihak memiliki posisi yang aama atau sangat dekat mengenai isu-isu utama internasional.

"Kami juga membahas penciptaan arsitektur keamanan yang memadai dan dapat diandalkan di Asia-Pasifik berdasarkan prinsip-prinsip tidak menggunakan kekerasan, dan menyelesaikan perbedaan secara damai," ucap Putin.

Dalam sebuah opini yang bertepatan dengan kunjungannya, yang diterbitkan di surat kabar partai Komunis Vietnam, Nhan Dan, Putin menyebutkan kemajuan dalam pembayaran, energi dan perdagangan antar negara, dan memuji Vietnam karena mendukung cara pragmatis Moskow untuk menyelesaikan krisis di Ukraina.

Sebagai informasi, Vietnam telah berulang kali abstain dalam pemungutan suara Majelis Umum PBB terkait perang Rusia di Ukraina.

Sekjen PBB Antonio Guterres berbicara pada Sidang Majelis Umum PBB di New York.

Photo :
  • Dok. PBB

Kepemimpinan Vietnam mendukung apa yang disebut "diplomasi bambu” yang mengikuti arah angin, dan menghindari memihak dalam perselisihan internasional, termasuk yang berkaitan dengan Ukraina, dan persaingan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Vietnam, yang merupakan pusat manufaktur, semakin dekat dengan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya. Tahun lalu, pemimpin Partai Komunis, Nguyen Phu Trong, menjadi tuan rumah bagi kehadiran Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, dan meningkatkan hubungan dengan Washington, serta dengan Australia dan Jepang.

Presiden Tiongkok, Xi Jinping, juga melakukan kunjungan kenegaraan tiga bulan kemudian.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya