Dokter Senior Palestina Dibunuh Secara Sengaja oleh Israel Saat Penyelidikan

VIVA Militer: Tentara Israel dari Divisi 143 (Divisi Gaza)
Sumber :
  • abcnews.go.com

Gaza – Seorang dokter senior dari Gaza terbunuh pada November 2023 lalu, saat diinterogasi oleh Shin Bet, dinas keamanan internal Israel. Hal itu dilaporkan oleh media lokal, Haaretz, pada Selasa, 18 Juni 2024.

7 Negara Ini Desak Warganya Tinggalkan Lebanon, Khawatir Terjadi Perang dengan Israel

Dr Iyad Rantisi, memimpin sebuah rumah sakit wanita yang merupakan bagian dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia, di Jalur Gaza Utara.

Rantisi ditahan pada 11 November di pos pemeriksaan tentara Israel ketika berusaha melarikan diri ke selatan untuk menghindari pemboman Israel di Gaza Utara.

Sumy Hastry Purwanti, Polwan Ahli Forensik Resmi Jadi Jenderal Bintang Satu

Keluarga Rantisi dan rekan-rekannya di rumah sakit tidak mendengar apa-apa lagi tentang dia, sehingga membuat mereka khawatir dia dibunuh dalam tahanan Israel.

VIVA Militer: Tank tempur Israel di kota Rafah, Jalur Gaza selatan

Photo :
  • elmundo.es
Kekurangan Bahan Bakar, Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara Segera Berhenti Beroperasi

Tak lama setelah penangkapan, Rantisi dinyatakan meninggal enam hari kemudian di Penjara Shikma, yang merupakan fasilitas interogasi Shin Bet.

Melansir dari The Cradle, Selasa, 18 Juni 2024, tidak jelas bagaimana Dr Rantisi meninggal. Namun, Israel memiliki sejarah panjang dalam menyiksa tahanan Palestina.

Kematian Rantisi juga telah mendorong penyelidikan oleh Departemen Kehakiman yang menyelidiki pengaduan terhadap interogator Shin Bet.

Shin Bet mengklaim Dr Rantisi diinterogasi karena dicurigai terlibat dalam penahanan tawanan Israel di Gaza.

Kementerian Kehakiman Israel mengatakan, departemen tersebut telah menyelesaikan penyelidikannya mengenai penyebab kematian Rantisi dan sedang meninjau temuannya.

Media harian liberal Israel menambahkan bahwa setelah Rantisi terbunuh, Pengadilan Magistrate Ashkelon mengeluarkan perintah bungkam selama enam bulan yang melarang publikasi seluruh rincian kasus tersebut, termasuk adanya perintah bungkam.

Haaretz kini dapat melaporkan kasus tersebut, karena perintah pengadilan telah berakhir pada bulan Mei.

Dokter Palestina lainnya dari Gaza, Dr Adnan al-Bursh, juga terbunuh saat berada dalam tahanan Israel.

Bursh memimpin departemen bedah ortopedi di Rumah Sakit Al-Shifa Kota Gaza dan ditahan oleh pasukan Israel di Khan Yunis pada bulan Desember.

Ayah enam anak ini meninggal empat bulan kemudian, pada 19 April, di Penjara Ofer di Tepi Barat yang diduduki.

Sementara itu, pihak berwenang Israel belum menjelaskan penyebab kematian Bursh.

Selain itu, 36 warga Palestina dari Gaza yang ditahan di fasilitas penahanan Sde Teiman Israel juga tewas, diduga karena penyiksaan.

Pada 6 Juni, New York Times menerbitkan laporan yang memuat laporan penyiksaan di Sde Teiman. Penjaga Israel menggunakan kursi listrik untuk menyetrum para tahanan dan memperkosa mereka melalui anal dengan batang logam yang panas dan dialiri listrik.

Dua warga Palestina juga tewas di pusat penahanan Anatot, sementara dua lainnya tewas dalam perjalanan ke pusat penahanan.

Angka-angka ini tidak termasuk warga Palestina dari Gaza yang meninggal di penjara yang dioperasikan oleh Layanan Penjara Israel.

Selain itu, ada ribuan warga Palestina telah ditahan dan ditawan di fasilitas penahanan dan penjara Israel sejak dimulainya perang pada 7 Oktober tahun lalu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya