41 Orang Tewas dalam 24 Jam saat Warga Palestina Peringati Idul Adha
- Maaktob Media
VIVA – Pasukan Israel telah membunuh sedikitnya 41 warga Palestina termasuk lima anak-anak dan melukai 102 lainnya dalam 24 jam terakhir dengan empat pembantaian ketika warga Palestina di Gaza tengah memperingati hari raya Idul Adha.
Dilansir dari Maaktob Media pada Selasa, 18 Juni 2024, serangan udara Israel terhadap sebuah rumah di kamp pengungsi al-Bureij di Gaza menewaskan empat orang pada hari Minggu, 16 Juni 2024, termasuk seorang gadis berusia sembilan tahun, menurut media lokal.
Di Tepi Barat yang diduduki, tentara Israel menahan seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun ketika warga Palestina merayakan Idul Fitri, menurut kantor berita Wafa.
Di daerah kantong yang terkepung, di mana lebih dari 37.000 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel, orang-orang berkumpul di reruntuhan lingkungan mereka untuk berdoa pada hari Minggu, 16 Juni 2024, demikian yang terlihat dari tayangan video.
“Warga Palestina berusaha melakukan yang terbaik, meskipun agresi Israel terus berlanjut, untuk memberikan kebahagiaan kepada anak-anak, karena banyak dari mereka yang bangun hari ini dan merayakan Idul Fitri tanpa orang tua mereka,” kata Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera, melaporkan dari Deir el-Balah .
Kantor Media Pemerintah di Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu malam bahwa Israel mencegah masuknya hewan kurban ke wilayah kantong tersebut dari semua penyeberangan, mencegah warga Palestina melakukan ritual kurban sebagai bagian dari Idul Adha.
Sementara itu, lebih dari 37.300 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak dan lebih dari 85.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional yang keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei.