Ribuan Warga Israel Turun ke Jalan, Salahkan Netanyahu Atas Perang di Gaza
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Tel Aviv – Ribuan warga Israel turun ke jalan untuk melakukan protes terhadap pemerintahan Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu, pada Senin, 17 Juni 2024.
Protes itu terjadi atas perang Gaza dan kegagalan Israel untuk merundingkan pembebasan sejumlah sandera yang masih ditahan di wilayah Palestina.
Protes terhadap cara Netanyahu menangani perang melawan pejuang Hamas semakin meningkat, dengan puluhan ribu orang turun ke jalan di kota terbesar Israel, Tel Aviv, setiap akhir pekan.
Para pengunjuk rasa melakukan perjalanan ke Yerusalem dan berunjuk rasa di luar parlemen Israel serta kediaman Netanyahu untuk mendesak diadakannya pemilu dini.
"Setiap tindakan yang dia lakukan mengarah pada kehancuran Israel. Dia bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada 7 Oktober,” kata salah satu pengunjuk rasa, yang merupakan pensiunan insinyur sipil, Moshe Sandarovich.
"Sekarang dia menghancurkan segalanya. Bahkan jika ada perang sekarang, setiap hari perang yang terjadi bersamanya adalah hari yang lebih buruk," sambungnya, dikutip dari ANews, Selasa, 18 Juni 2024.
Berbekal genderang, terompet dan plakat yang menyerukan pemilu baru, ribuan pengunjuk rasa, tua dan muda, menyerukan gencatan senjata untuk memulangkan sandera yang tersisa.
Setelah para aktivis berpidato di depan massa, para pengunjuk rasa berteriak, "Semuanya! Sekarang!" untuk menyerukan pengembalian sandera sepenuhnya, sebelum mengheningkan cipta bagi mereka yang tersisa di wilayah yang dikuasai Hamas.
Sebagai informasi, pejuang Hamas menyandera 251 sandera pada 7 Oktober, yang diyakini Israel 116 orang masih berada di Gaza, termasuk 41 orang yang menurut tentara telah tewas.
Serangan itu mengakibatkan kematian 1.194 orang di Israel, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan angka resmi Israel.
Para demonstran di Yerusalem juga terlihat mengenakan kaos bertuliskan slogan-slogan termasuk “hentikan perang” dan “kita semua diciptakan setara”.
Beberapa pihak di Yerusalem mengatakan sudah waktunya untuk mengakhiri perang Gaza dan berharap kesetaraan akan diprioritaskan oleh para politisi di negara tersebut.
“Setelah 75 tahun negara ini berdiri dan delapan bulan perang, perpecahan yang terjadi tidak seimbang. Ini harus diubah,” kata Kfir Roffe, seorang pengunjuk rasa berusia 50 tahun.
“Kita harus setara, umat Muslim, Kristen, dan semua orang di Israel harus bersatu.”