Pesawat Boeing 737 Terbakar di Udara Akibat Mesin Ditabrak Burung di Selandia Baru

Ilustrasi Pesawat
Sumber :
  • unsplash.com

Wellington – Sebuah pesawat Virgin Australia terbakar, yang menyebabkan mati mesin pada pesawat Boeing 737-800. Pesawat saat itu diketahui sedang menuju Melbourne, dengan 67 penumpang dan enam awak di dalamnya. Ketika kebakaran mesin itu terjadi, memaksa pengalihan ke Bandara Invercargill. 

Menpar Widi Sebut Tiket Pesawat Mahal Bikin Seret Kunjungan Wisatawan

Kepala operasi Virgin Australia, Stuart Aggs, mengatakan dalam sebuah pernyataan melalui email bahwa insiden tersebut mungkin disebabkan oleh serangan burung. Api terlihat tak lama setelah pesawat lepas landas dari Bandara Queenstown pada pukul 17.50 waktu setempat. 

Sementara itu, tidak ada informasi lebih lanjut mengenai apa yang terjadi pada saat kejadian.

Dua Kapal Ringan Saling Tabrak di Langit Australia, 3 Orang Tewas

“Saat ini, kami tidak mengetahui adanya cedera fisik pada tamu atau kru,” kata Catherine Nind, juru bicara bandara.

"Penumpang akan ditampung di Invercargill semalaman dan penerbangan baru akan diatur," sambungnya, dikutip dari ABC News, Senin, 17 Juni 2024.

Pilih Kursi Pesawat di Penerbangan Domestik Garuda Kena Biaya Tambahan Mulai 26 Oktober 2024

Queenstown, dengan populasi 53.000 jiwa, adalah tujuan wisata populer di Pulau Selatan Selandia Baru, dan terkenal dengan ski, wisata petualangan, dan pemandangan pegunungan.

Tingkat burung yang menyerang pesawat di bandara Selandia Baru terjadi sekitar empat dari setiap 10.000 pergerakan pesawat, kata regulator penerbangan negara itu di situs webnya. 

Tingkat keparahan konsekuensinya bervariasi tergantung di mana pesawat ditabrak, ukuran burung, dan reaksi pilot, kata Otoritas Penerbangan Sipil.

Hal ini terjadi setelah Perdana Menteri Selandia Baru, Christopher Luxon terpaksa melakukan penerbangan komersial ke Jepang pada hari Minggu ketika sebuah pesawat pasukan pertahanan mogok.

Media Selandia Baru melaporkan bahwa Boeing (BA.N) 757 mogok saat berhenti mengisi bahan bakar di Papua Nugini, dan menyebabkan delegasi bisnis dan jurnalis terdampar di Port Moresby, sementara Luxon terbang komersial ke Jepang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya