Israel Umumkan Jeda Taktis Harian di Gaza untuk Mempermudah Pengiriman Bantuan Kemanusiaan
- forbes.com
Gaza – Militer Israel telah mengumumkan "jeda taktis" setiap hari dalam operasi militer mereka di Jalur Gaza bagian selatan. Langkah ini diambil untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan oleh warga di wilayah tersebut.
Jeda ini akan dimulai di daerah Rafah setiap hari pada pukul 8 pagi waktu setempat (0500 GMT) dan berakhir pada pukul 7 malam (1600 GMT). Militer Israel menyatakan bahwa jeda ini akan berlangsung setiap hari sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Tujuannya adalah untuk memfasilitasi truk-truk bantuan agar bisa mencapai penyeberangan Kerem Shalom yang dikendalikan oleh Israel, yang merupakan titik masuk utama bantuan kemanusiaan. Dari sana, bantuan akan diteruskan melalui jalan raya Salah a-Din, jalan utama yang menghubungkan bagian utara dan selatan Gaza, untuk didistribusikan ke wilayah-wilayah lain di Gaza, seperti dilansir dari The Guardian pada Minggu, 16 Juni 2024u.
Jeda ini diatur bekerja sama dengan PBB dan badan-badan bantuan internasional untuk memastikan bantuan bisa sampai dengan aman.
Situasi di penyeberangan Kerem Shalom menjadi semakin sulit sejak pasukan darat Israel memasuki Rafah pada awal Mei. Krisis kemanusiaan di Gaza semakin parah akibat operasi militer Israel selama delapan bulan terakhir melawan kelompok militan Hamas.
PBB melaporkan adanya kelaparan yang meluas dan ratusan ribu orang berada di ambang kelaparan. Komunitas internasional pun mendesak Israel untuk mengambil langkah-langkah guna meringankan krisis ini.
Dalam sebulan terakhir, dari 6 Mei hingga 6 Juni, PBB hanya menerima rata-rata 68 truk bantuan per hari, turun dari 168 truk per hari pada bulan April. Jumlah ini jauh di bawah kebutuhan yang diperkirakan mencapai 500 truk per hari.
Kebutuhan bantuan di Gaza selatan meningkat tajam karena lebih dari 1 juta warga Palestina mengungsi dari Rafah setelah invasi, membuat kamp-kamp pengungsi darurat semakin padat. Kondisi di kamp-kamp ini sangat memprihatinkan dengan sanitasi yang buruk dan fasilitas yang sangat terbatas.
Pihak militer Israel, melalui badan yang mengawasi distribusi bantuan di Gaza, Cogat, mengatakan tidak ada pembatasan masuknya truk bantuan. Mereka mengklaim bahwa lebih dari 8.600 truk telah masuk ke Gaza dari semua penyeberangan sejak awal Mei hingga pertengahan Juni. Namun, sebagian besar bantuan ini tertahan di penyeberangan dan tidak sampai ke tujuan akhirnya karena berbagai masalah logistik.
Militer Israel juga mengklaim bahwa PBB memiliki masalah logistik internal yang menghambat distribusi bantuan, namun PBB membantah tuduhan ini. Menurut PBB, sering kali situasi keamanan di Gaza membuat truk-truk bantuan sulit mencapai Kerem Shalom.
Pengaturan jeda taktis harian ini bertujuan untuk memberikan waktu yang cukup bagi truk-truk bantuan untuk bergerak masuk dan keluar dari Gaza dengan aman. Namun, belum jelas apakah militer Israel akan memberikan pengawalan keamanan bagi truk-truk bantuan ini saat berada di jalan raya Gaza.
Dengan adanya jeda taktis ini, diharapkan bantuan kemanusiaan bisa lebih lancar masuk dan didistribusikan kepada mereka yang sangat membutuhkannya di Gaza.