Imam Masjidil Haram Ahli Matematika Jadi Khatib Khutbah Arafah di Masjid Namirah
- Dok Haramain
VIVA – Presidensi Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci mengumumkan khatib atau penceramah pada khutbah Arafah di Masjid Namirah di hari Arafah, 9 Zulhijah 1445 Hijriah/15 Juni 2024 adalah Imam Syekh Maher bin Hamad Al-Mu'aiqly.
Syekh Maher Al Mu'aiqly akan menyampaikan khutbah Arafah selepas salat Zuhur di Masjid Namirah, yang terletak di barat Jabal Rahmah (Bukit Arafah).
Menilik profilnya, Syekh Maher merupakan salah satu Imam Masjidil Haram di Kota Makkah, Arab Saudi. Ia lahir di kota Madinah pada tahun 1969, yang berasal dari marga Al Muaqily dari Yanbu.
Seperti dilansir haramainsharifain, Syekh Maher dikenal pandai dalam ilmu matematika dan mengajar mata pelajaran tersebut setelah menyelesaikan pendidikan tingginya. Tentunya, sebagai imam Masjidil Haram ia juga memiliki hafalan Al Quran yang sangat tajam.Â
Ia berkuliah di Makkah untuk melanjutkan studi agama dan menyelesaikan gelar Master pertama dan kemudian Doktor dari Universitas Umm Al Qurra pada tahun 2012.
Syekh Maher mulai memimpin salat di berbagai Masjid di Makkah dan Madinah. Beliau ditunjuk untuk memimpin Tarawih di Masjid Al Nabawi pada tahun 2005 dan 2006.
Pada tahun 2007, ia diangkat menjadi pemimpin Tarawih di Masjid Al Haram, Makkah, dan segera setelah Ramadhan, ia diangkat menjadi Imam Tetap.Â
Syekh Maher diangkat sebagai khatib Masjid Al Haram pada Ramadhan 2016/1437 setelah keputusan kerajaan dikeluarkan oleh Raja Salman. Beliau menyampaikan Khutbah pertamanya di Masjid Al Haram pada tanggal 15 Juli 2016.
Syekh Maher diangkat menjadi Wakil Haji Khatib di Masjid Al Namirah pada tahun 1444/2023. Ia kemudian ditunjuk sebagai khatib untuk menyampaikan khutbah Arafah di Masjid Al Namirah pada tahun 2024/1445.
Untuk penyampaian khutbah Arafah, Presidensi Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi menyampaikan bahwa bahwa khutbah Arafah pada puncak ibadah haji tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi akan diterjemahkan dalam 50 bahasa, lebih banyak daripada tahun sebelumnya.
Inisiatif tersebut dipelopori oleh Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman yang menandai proyek penerjemahan bahasa terbesar di dunia.
Diluncurkan pada tahun 2018, proyek ini awalnya menawarkan terjemahan khutbah Arafah dalam lima bahasa.
Saat ini, meningkat dengan luar biasa dalam 50 bahasa dalam waktu kurang dari satu dekade. Hal ini mencerminkan dedikasi Kerajaan Arab Saudi dalam menyebarkan pesan moderasi dan nilai-nilai Islam secara global.
Â