Apple Diduga Sumbangkan Ratusan Miliar untuk Tentara Israel di Awal-awal Perang
- Market Exclusive
Washington – Dalam sebuah surat terbuka, karyawan dan pemegang saham Apple mendesak perusahaan untuk berhenti memberikan sumbangan kepada entitas yang terkait dengan tindakan militer Israel di Gaza dan pembangunan pemukiman ilegal di Tepi Barat. Hal itu berdasarkan laporan yang diterbitkan oleh The Intercept pada 11 Juni 2024 lalu.
Menggemakan permohonan gencatan senjata sebelumnya, surat tersebut menyerukan kepada Apple untuk segera menyelidiki dan menghentikan pemberian sumbangan kepada semua organisasi Israel, yang melanjutkan pemukiman ilegal di wilayah pendudukan dan mendukung IDF.
Seperti beberapa perusahaan terkemuka lainnya, staf Apple biasanya diizinkan memberikan sumbangan kepada LSM. Namun, Apple sebagian besar berhaluan politik dengan Israel.
Menurut laporan tersebut, Apple sebelumnya telah memberikan sumbangan kepada tentara Israel dan memberikan kontribusi besar kepada kelompok-kelompok yang memfasilitasi dana untuk program perluasan permukiman di Tepi Barat yang diduduki, yang di antaranya, One Israel Fund, Jewish National Fund, dan HaYovel.
Hingga saat ini, Apple menolak berkomentar mengenai masalah tersebut.
Di New York, usulan tindakan legislatif yang dikenal sebagai "Not On Our Dime Act" bertujuan untuk membatasi aktivitas penggalangan dana kelompok nirlaba di negara bagian tersebut untuk pemukiman ilegal.
Inisiatif ini berupaya untuk meminta pertanggungjawaban organisasi-organisasi tersebut dengan kemungkinan menjatuhkan konsekuensi hukum atau pencabutan status nirlaba mereka.
Menurut Diala Shamas, pengacara senior di Center for Constitutional Rights, perusahaan biasanya mengandalkan status 501(c)(3), yang memungkinkan mereka memberikan sumbangan amal kepada LSM di bidang sains, pendidikan, agama, keselamatan publik, olahraga, dan hak asasi manusia.
Namun, Shamas mengklarifikasi bahwa terlepas dari status yayasan yang terkait dengan Israel, entitas-entitas ini terlibat dalam membantu kejahatan perang di Jalur Gaza, sehingga menjadikan Apple ilegal untuk memberikan kontribusi tersebut.
“Apple harus memastikan bahwa mereka tidak mengirimkan dana ke salah satu organisasi tersebut, terutama saat ini ketika tidak ada kekurangan bukti atau informasi mengenai aktivitas gerakan pemukiman ilegal di Tepi Barat,” kata Shamas, dikutip dari The Cradle, Kamis, 13 Juni 2024.
Laporan tersebut juga mencatat bahwa program pendampingan donasi Apple mencakup ‘Friends of the IDF’ yang merupakan sebuah entitas nirlaba yang ditunjuk untuk mengumpulkan dana bagi anggota dinas militer Israel
Organisasi ini menyatakan telah mentransfer sumbangan sebesar US$ 34,5 juta atau setara dengan Rp 561,4 miliat kepada militer Israel pada minggu-minggu awal perang brutal Israel di Gaza.
Pada bulan April, sejumlah karyawan Apple mengungkapkan bahwa rekan-rekan mereka yang menunjukkan segala bentuk dukungan terhadap warga Palestina seperti memakai pin, gelang, dan kuffiyeh sering kali menghadapi masalah dengan tindakan disipliner atau pemutusan hubungan kerja.