Pesawat yang Membawa Wapres Malawi Hilang, AS hingga Israel Tawarkan Bantuan Pencarian
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Mzuzu – Hilangnya pesawat militer yang membawa Wakil Presiden Malawi, Saulos Chilima membuat negara tersebut terguncang. Sejumlah negara seperti Amerika Serikat hingga Israel juga menawarkan bantuan untuk proses pencarian.
Sementara itu, Presiden Malawi, Lazarus Chakwera berjanji bahwa operasi pencarian akan terus berlanjut sepanjang malam.
Presiden juga mengatakan bahwa pihak berwenang menggunakan menara telekomunikasi untuk melacak posisi terakhir pesawat tersebut hingga radius 10 kilometer (6 mil) di salah satu perkebunan.
Pesawat diketahui meninggalkan ibu kota negara Afrika bagian selatan, Lilongwe, pada pukul 09:17 waktu setempat, dan diperkirakan mendarat 45 menit kemudian di Bandara Internasional Mzuzu, sekitar 370 kilometer (230 mil) ke utara. Daerah itu kini menjadi fokus operasi pencarian dan penyelamatan Angkatan Pertahanan Malawi.
“Saya telah memberikan perintah tegas bahwa operasi harus dilanjutkan sampai pesawat ditemukan,” kata Chakwera, dikutip dari ABC News, Selasa, 11 Juni 2024.
Chakwera mengatakan AS, Inggris, Norwegia dan Israel menawarkan bantuan dalam operasi pencarian dan telah menyediakan “teknologi khusus” yang diharapkan dapat membantu menemukan pesawat tersebut lebih cepat.
Chakwera mengungkapkan bahwa Dzimbiri, mantan istri dari eks Presiden Malawi, Bakili Muluzi, juga berada dalam pesawat yang sama.
Menurut Chakwera, rombongan tersebut melakukan perjalanan untuk menghadiri pemakaman mantan menteri pemerintah. Tiga dari mereka yang berada di dalam pesawat adalah awak militer yang menerbangkan pesawat tersebut.
Chakwera meminta warga Malawi untuk mendoakan semua penumpang dan keluarga mereka.
Sebagai informasi, Chilima telah menjadi wakil presiden sejak tahun 2020.
Dia adalah kandidat pada pemilihan presiden Malawi 2019 dan menempati posisi ketiga. Pemungutan suara tersebut dimenangkan oleh petahana Peter Mutharika namun dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi Malawi karena adanya kejanggalan. Akhirnya, Chakwera menempati posisi kedua dalam pemilihan itu.
Chilima kemudian bergabung dengan kampanye Chakwera sebagai pasangannya dalam pemilihan ulang bersejarah pada tahun 2020, ketika Chakwera terpilih sebagai presiden. Ini adalah pertama kalinya di Afrika hasil pemilu yang dibatalkan oleh pengadilan mengakibatkan kekalahan presiden yang menjabat.
Wakil presiden tersebut juga telah menghadapi dakwaan korupsi atas tuduhan bahwa ia menerima uang sebagai imbalan karena mempengaruhi pemberian kontrak pemerintah, namun jaksa membatalkan dakwaan tersebut bulan lalu. Hal ini menimbulkan kritik bahwa pemerintahan Chakwera tidak mengambil sikap yang cukup keras terhadap korupsi.
Chilima kemudian ditangkap pada akhir tahun 2022 dan beberapa kali hadir di pengadilan, namun persidangannya belum dimulai, dan dia membantah tuduhan tersebut.