Ngeri, Satu Keluarga di Afrika Selatan Ditikam Karena Pro-Palestina

bendera Palestina
Sumber :
  • Brahim Guedich/Wikimedia

Afrika – Warga Afrika Selatan masih terguncang, setelah serangan mengerikan terjadi terhadap sebuah keluarga Muslim yang menyebabkan seorang wanita tewas dan dua lainnya dirawat intensif pada pekan lalu. Spekulasi yang beredar di kalangan masyarakat mengatakan serangan mematikan tersebut mungkin terkait dengan pandangan keluarga korban yang pro-Palestina.

Daftar Produk Boikot di Medsos Belum Tentu Benar! Pakar: Banyak PHK, Jangan Sampai yang Kena Saudara Sendiri

Pembunuhan itu menjadi berita internasional awal pekan ini, dan meningkatkan ketegangan rasial dan agama di Afrika, setelah sebuah video menunjukkan seorang pria berusia 44 tahun, yang merupakan tersangka dari keluarga terkemuka Yahudi mengakui bahwa ia telah menyerang keluarga korban karena mereka diduga meremehkan Israel.

Afrika Selatan maupun Israel adalah penandatangan Konvensi Genosida

Photo :
  • aljazeera.com
Israel Kelabakan Lawan Houthi, AS Murka Bantu Gempur Ibu Kota Yaman

Grayson Beare, anak angkat dari Julian Beare, ketua Yayasan Holocaust dan Genosida Afrika Selatan, menikam Halima Hoosen Preston hingga tewas. Beare juga menikam suami korban, Sean dan putra mereka yang berusia 18 tahun, Adam. Meski demikian, putri mereka yang berusia 10 tahun, Sophia, berhasil melarikan diri tanpa cedera.

Beare sejak itu didakwa melakukan pembunuhan dan dua tuduhan percobaan pembunuhan lainnya.

Kompolnas Minta Kapolri Tindak Tegas Anggota yang Peras Penonton DWP Asal Malaysia

Fatima Asmal, juru bicara keluarga korban, mengatakan kepada Middle East Eye bahwa masyarakat dan polisi perlahan-lahan berusaha mengumpulkan penyebab sebenarnya dari tragedi tersebut.

Asmal mengatakan, pihak keluarga korban membenarkan bahwa terdakwa bukanlah orang asing di keluarga Hoosen Preston. Dia adalah seorang kenalan mantan istrinya. Keduanya berteman dengan keluarga pelaku, tetapi mereka tidak intens melakukan pembicaraan dengan keluarga Beare.

Asmal mengatakan, Beare masuk ke rumah mereka pada Minggu dini hari. 

“Dia memaksa dirinya masuk ke dalam rumah. Dia memecahkan jendela dan masuk dan mulai menyerang mereka,” kata Asmal pada Senin, 10 Juni 2024.

Dalam laporan polisi yang dibagikan, petugas pelapor mengatakan motif serangan tersebut tidak diketahui, meskipun seorang korban selamat berusia 10 tahun telah mengatakan kepada polisi bahwa tersangka menyatakan bahwa dia menikam mereka karena mendukung Palestina. Pria tersebut juga diduga mengancam akan memperkosa gadis kecil itu.

Dalam video viral tersebut, Beare mengatakan dia tidak memiliki agama dan menggambarkan dirinya sebagai mantan Zionis.

Asmal mengatakan dia juga menonton video viral itu, dan membenarkan tindakan keji Beare dengan menyatakan bahwa dia terprovokasi oleh Halima yang tertawa ketika mendengar bahwa kerabat Beare telah meninggal di Israel.

Ilustrasi penusukan

Photo :
  • pixabay

Namun, keluarga Preston menjelaskan bahwa mereka menganggap kasus ini murni masalah kriminal dan ingin agar hal ini ditangani sebagaimana mestinya. Demikian pula, dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Sean Hoosen Preston, yang masih dirawat di rumah sakit bersama putranya setelah menderita beberapa luka tusukan, pihak keluarga mengatakan mereka masih berusaha memproses tragedi tersebut sebelum berbicara lebih banyak tentang insiden itu.

“Kalau kami sudah beres dengan pernyataan polisi dan kami tahu apa yang bisa dan tidak bisa kami keluarkan, kami akan membuat pernyataan resmi. Polisi memberi kami ruang karena lukanya kritis dan seluruh keluarga mengalami trauma," kata Sean Hoosen Preston.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya