MC Baba Jadi Rapper Bisu Tuli Pertama dari Afrika

MC Baba, Rapper Afrika
Sumber :
  • Instagram @mcbabaofficiel

AFRIKA – MC Baba adalah rapper bisu dan tuli pertama dari Afrika, tepatnya berasal dari Republik Demokratik Kongo di Afrika Tengah. Jenis musiknya yang unik menciptakan ritme hanya dengan suaranya tanpa menggunakan kata-kata. Meskipun begitu, MC Baba berhasil memikat banyak orang.

Harapan Baru Musisi Daerah, Kini Royalti Lebih Mudah Diakses

MC Baba tampil dalam lagu berjudul "Oko Lela Epa Ya Nani" yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia "Untuk Siapa Kamu Menangis.” Lagu tersebut dirilis bulan Mei lalu dengan kolaborasinya bersama artis Paterne Maestro dan diproduksi oleh Farel X Makarezi Studios. 

Seniman Papua Bawa Pesan Ekologis di Jakarta Biennale 2024

Hingga artikel ini dibuat, musik video "Oko Lela Epa Ya Nani" telah ditonton 557 ribu kali dan mendapatkan likes sebanyak 28 ribu di channel YouTube Paterne Maestro Officiel.

Karier MC Baba dimulai pada tahun 2021 ketika ia bergabung dengan duo bernama La Baseron. Namun, pada tahun 2023, ia memutuskan untuk menjalani karier solo.

Pesan Mendalam James Leo di Lagu Nothing, Jangan Anggap Remeh Orang Sekitar

Sebelumnya, ada rapper bisu dan tuli lain yang juga terkenal bernama Warren Snipes yang lebih akrab disapa Wawa. Wawa dan MC Baba adalah musisi tuli yang sama-sama mengembangkan industri musik dengan genre "Deaf Hop."

Genre "Deaf Hop" adalah sebuah inovasi dalam dunia musik rap yang dikembangkan oleh seniman-seniman tuli atau tuna rungu. Musik ini tidak hanya mengandalkan kata-kata, tetapi juga memanfaatkan gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan bahasa isyarat untuk menyampaikan pesan artistik mereka.

Deaf Hop tidak hanya menjadi cara bagi seniman tuna rungu untuk mengekspresikan diri, tetapi juga merupakan bentuk inklusi dalam industri musik yang berusaha menyatukan penikmat musik yang beragam.

MC Baba dan Wawa menggunakan American Sign Language (ASL) dan bahasa isyarat lainnya untuk "menyanyikan" lirik mereka. Dengan demikian, Deaf Hop memungkinkan audiens dengan gangguan pendengaran yang sama dapat menikmati musik dan juga memberikan platform bagi seniman tuli untuk mengembangkan bakat mereka.

Gerakan Deaf Hop juga melibatkan penggunaan getaran bass yang kuat dan ritme yang dapat dirasakan secara fisik. Sebagai genre yang relatif baru, Deaf Hop terus berkembang dan menarik perhatian lebih banyak seniman dan penikmat musik di seluruh dunia. Genre Deaf Hop menciptakan pengalaman musik yang unik dan menambah wawasan tentang cara kita merayakan keberagaman dalam seni dan budaya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya