Israel Tambah 50 Ribu Pasukan Tentara Cadangan Lagi untuk Operasi di Rafah
- timesofisrael.com
Tel Aviv – Tentara Israel mengatakan pada hari Rabu, 5 Juni 2024, bahwa mereka meningkatkan jumlah tentara cadangan dari 300.000 menjadi 350.000 tentara.
Militer Israel mengatakan bahwa keputusan tersebut tidak ada hubungannya dengan serangan Hizbullah terhadap wilayah utara Israel dan sebaliknya berkaitan dengan operasi yang sedang berlangsung di kota Rafah di selatan Gaza, yang membutuhkan lebih banyak personel militer daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyampaikan kesiapan tentara itu pada Rabu pagi saat berkunjung ke Kiryat Shmona, sebuah pemukiman di utara yang menjadi salah satu target utama perlawanan Lebanon dan menjadi sasaran kebakaran besar akibat serangan roket dalam beberapa hari terakhir.
"Tel Aviv siap menghadapi aksi yang sangat kuat di utara,” kata Netanyahu, dikutip dari The Cradle, Kamis, 6 Juni 2024.
“Siapapun yang berpikir bahwa dia dapat mengalahkan kita, dia telah melakukan kesalahan besar," lanjutnya.
Diketahui, Israel memanggil 287.000 tentara cadangan beberapa bulan sebelumnya. Batasan awalnya ditetapkan sebesar 300.000 tentara sebelum dinaikkan menjadi 360.000 pada minggu-minggu pertama perang. Namun, kemudian diturunkan kembali menjadi 300.000 dan sekarang dinaikkan menjadi 350.000.
Peningkatan jumlah panggilan ini terjadi ketika Israel melanjutkan operasi brutalnya di kota paling selatan Gaza, Rafah, yang dimulai pada 7 Mei, yang mengakibatkan banyak pembantaian dan pengungsian paksa terhadap sekitar satu juta warga Palestina.
Bentrokan sengit juga terjadi di kota tersebut antara tentara dan perlawanan Palestina, termasuk sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, dan kelompok lainnya.
Hal ini juga terjadi ketika Hizbullah meningkatkan intensitas operasi harian yang mereka lakukan terhadap Israel sejak 8 Oktober lalu.
Selain itu, karena banyaknya serangan roket dan pesawat tak berawak Hizbullah sejak Minggu, 2 Juni 2024, kebakaran besar terjadi di beberapa pemukiman di utara Israel, melukai sedikitnya sepuluh tentara cadangan dan pemukim, dan terus berlanjut selama dua hari.
Selama berbulan-bulan, Israel telah mengancam untuk memperluas kampanye serangan udara tanpa pandang bulu terhadap Lebanon selatan, dengan alasan perlunya memulangkan puluhan ribu pemukim yang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat serangan Hizbullah.
Sementara para pemukim dari utara telah mencapai tingkat frustrasi yang semakin tinggi karena ketidakmampuan pemerintah untuk melindungi mereka dan mendorong perlawanan Lebanon menjauh dari perbatasan.
Kepala Staf Angkatan Darat Israel Herzi Halevi mengatakan pada hari Selasa, 4 Juni 2024, bahwa Tel Aviv hampir membuat keputusan mengenai serangan harian Hizbullah.
"Jika Israel ingin melancarkan perang komprehensif, kami siap,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem.
Surat kabar Lebanon Al-Akhbar juga melaporkan minggu ini bahwa Inggris memperingatkan Lebanon bahwa Israel merencanakan serangan terhadap negara tersebut pada pertengahan Juni, dan menyerukan Beirut untuk membuat ketentuan yang diperlukan untuk perang.