Israel Sengaja Kirim Roket ke Sebuah Sekolah, 27 Warga Sipil di Gaza Tewas Seketika
- thehill.com
Gaza – Israel secara sengaja menargetkan sebuah sekolah di Gaza, pada Kamis, 6 Juni 2024, yang menurut Tel Aviv berisi kompleks Hamas.
Israel juga mengklaim telah menewaskan para pejuang Hamas, yang terlibat dalam serangan 7 Oktober, namun media Gaza mengatakan serangan itu menewaskan sedikitnya 27 orang yang mencari perlindungan.
Ismail Al-Thawabta, direktur kantor media pemerintah yang dikelola Hamas, menolak klaim Israel bahwa sekolah PBB di Nuseirat, di Gaza tengah, telah menyembunyikan pos komando Hamas.
"Pendudukan (Israel) menggunakan kebohongan melalui cerita palsu untuk membenarkan kejahatan brutal yang dilakukan terhadap puluhan pengungsi,” kata Thawabta, dikutip dari Alarabiya, Kamis, 6 Juni 2024.
Militer Israel mengatakan bahwa sebelum serangan jet tempur Israel, militer mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko kerugian terhadap warga sipil.
Israel juga menekankan tidak akan ada penghentian pertempuran selama perundingan gencatan senjata.
Sebagai pukulan nyata terhadap proposal gencatan senjata yang digembar-gemborkan pekan lalu oleh Presiden AS Joe Biden, pemimpin Hamas pada hari Rabu, 5 Juni 2024, mengatakan kelompok itu akan menuntut diakhirinya perang di Gaza secara permanen dan penarikan Israel sebagai bagian dari rencana gencatan senjata.
Ucapan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh itu seolah menjadi jawaban kelompok militan Palestina terhadap usulan yang disampaikan Biden pekan lalu. Washington mengatakan pihaknya sedang menunggu jawaban dari Hamas atas apa yang digambarkan Biden sebagai inisiatif Israel.
“Gerakan dan faksi-faksi perlawanan akan menangani secara serius dan positif setiap perjanjian yang didasarkan pada penghentian agresi secara komprehensif dan penarikan penuh serta pertukaran tahanan,” ucap Haniyeh.
Ketika ditanya apakah pernyataan Haniyeh merupakan balasan kelompok tersebut terhadap Biden, seorang pejabat senior Hamas membalas pesan teks dari Reuters dengan emoji “jempol”.
Washington masih berusaha keras untuk mencapai kesepakatan. Direktur CIA William Burns juga bertemu dengan pejabat senior dari mediator Qatar dan Mesir pada hari Rabu di Doha untuk membahas proposal gencatan senjata.
Sejak gencatan senjata singkat selama seminggu pada bulan November, semua upaya untuk mengatur gencatan senjata telah gagal, dengan Hamas bersikeras menuntut diakhirinya konflik secara permanen, sementara Israel mengatakan pihaknya siap untuk membahas jeda sementara sampai kelompok militan tersebut dikalahkan.
Biden telah berulang kali menyatakan bahwa gencatan senjata telah hampir tercapai dalam beberapa bulan terakhir, namun gencatan senjata tidak terwujud.
Hamas, yang menguasai Gaza, memicu perang dengan menyerang wilayah Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut penghitungan Israel.
Sekitar setengah dari sandera dibebaskan dalam satu-satunya gencatan senjata sejauh ini, yang berlangsung selama seminggu di bulan November.
Sementara itu, serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 36.000 orang, menurut pejabat kesehatan di wilayah tersebut, yang mengatakan ribuan orang lainnya dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan.
Meskipun Biden menggambarkan proposal gencatan senjata itu sebagai tawaran Israel, pemerintah Israel bersikap suam-suam kuku di depan umum.
Seorang ajudan utama Netanyahu pun mengkonfirmasi pada hari Minggu bahwa Israel telah mengajukan proposal tersebut meskipun itu bukan kesepakatan yang bagus.