Rudal Israel Kembali Tewaskan 15 Warga Palestina
- AP Photo/Mohammed Dahman
Gaza – Militer Israel melancarkan serangan darat dan udara baru di Gaza tengah, pada Selasa, 4 Juni 2024, ketika pasukannya meningkatkan serangan di tengah krisis kemanusiaan yang semakin parah.
IDF pada Selasa sore waktu setempat mengklaim bahwa jet tempur mereka menyerang sasaran Hamas di wilayah Bureij, bersamaan dengan pasukan darat yang beroperasi dengan cara yang ditargetkan dan dengan bimbingan intelijen di wilayah yang sama.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan 15 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam operasi Israel, dengan korban jiwa terjadi di sebelah timur kamp pengungsian Bureij dan Al-Maghazi. Dikatakan bahwa Rumah Sakit Martir Al Aqsa setempat juga kewalahan menerima pasien.
Seorang produser CNN di wilayah tersebut mengatakan setidaknya enam jenazah telah dibawa ke rumah sakit, bersama dengan lebih dari 30 orang terluka.
Di antara mereka yang tewas adalah seorang ayah dan putranya yang berusia 12 tahun, ketika sebuah peluru artileri menghantam sebuah gedung apartemen di sebelah timur Al Bureij.
Melansir dari CNN Internasional, Kamis, 6 Juni 2024, seorang wanita berusia 20-an juga terbunuh.
Kementerian mengatakan jumlah pasien lebih dari tiga kali lipat kapasitas normal rumah sakit dan mereka tidak sanggup menerima lebih banyak korban jiwa dan cedera mengingat agresi berbahaya terhadap warga sipil, anak-anak dan perempuan.
Mereka pun meminta Organisasi Kesehatan Dunia untuk mengunjungi rumah sakit tersebut.
Para saksi mata mengatakan warga sipil mulai meninggalkan daerah Bureij menuju pantai, setelah aktivitas militer di sana meningkat.
Produser CNN lainnya melaporkan tembakan tank dalam beberapa hari terakhir dari koridor Netzarim timur-barat yang dibuat IDF melalui Gaza tengah menuju lingkungan di selatan kota Gaza. Dia mengatakan ada serangan darat terbatas di lingkungan yang sama selama tiga hari terakhir.
Berita tentang serangan terbaru ini muncul ketika mantan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett mengatakan kepada CNN bahwa perang dengan Hamas telah kehilangan momentum dan Israel harus menekan Hamas dengan melanjutkan operasi kontroversialnya di kota Rafah, paling selatan Gaza.