Apa yang Terjadi Ketika Israel Menyerang Rafah?
- aljazeera.com
Gaza – Pada tanggal 26 Mei malam, serangan udara Israel menghantam sebuah area yang disebut "area aman" al-Mawasi di Rafah, Jalur Gaza. Serangan ini mengakibatkan kematian tragis 21 orang, di mana 13 di antaranya adalah perempuan dan anak-anak perempuan sipil. Kejadian ini menambah deretan serangan yang terjadi sejak Minggu sebelumnya, yang menyebabkan kebakaran besar di tempat penampungan pengungsi.
Kronologi Serangan
Serangan terjadi pada malam hari di sebuah kamp penampungan darurat di utara kota Rafah, di wilayah yang dikenal sebagai Tal as-Sultan. Presiden Amerika Serikat Joe Biden sebelumnya telah memperingatkan bahwa serangan besar-besaran di Rafah akan menjadi garis merah, namun serangan tetap terjadi.
Dilansir dari Aljazeera, Israel menjatuhkan tujuh bom seberat 900 kg dan beberapa rudal di kamp tersebut dalam serangan ini, menyebabkan banyak tempat penampungan yang masih berisi penghuni di dalamnya terbakar.
Kondisi Pasca Serangan
Serangan ini memicu kepanikan dan kehancuran yang luar biasa. Banyak orang terjebak di dalam tempat penampungan yang terbakar, sementara yang lain berjuang untuk menyelamatkan diri dan orang-orang terdekat mereka.
Dunia menyaksikan dengan terkejut saat para pengungsi Palestina menggali reruntuhan dengan tangan kosong, mencari mayat, orang yang terluka, atau sisa makanan yang bisa mereka gunakan untuk bertahan hidup. Salah satu video yang paling mengerikan menunjukkan seorang pria mengangkat mayat seorang anak kecil tanpa kepala.
Alasan dan Dampak Serangan
Awalnya, tentara Israel mengklaim bahwa serangan tersebut menargetkan sebuah kompleks Hamas di Rafah. Mereka menyatakan bahwa serangan tersebut menggunakan "amunisi presisi" dan bahwa kebakaran yang terjadi disebabkan oleh tangki bahan bakar di dekatnya.
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kemudian menyatakan bahwa serangan tersebut adalah "kesalahan tragis" dan menyatakan bahwa Israel sedang menyelidiki insiden ini.
Korban dan Situasi Kemanusiaan
Ribuan warga sipil berlindung di area Tal as-Sultan, mencari perlindungan dari serangan terus-menerus di seluruh Gaza. Serangan ini menewaskan setidaknya 45 orang dan melukai banyak lainnya. Jumlah total korban luka sulit ditentukan karena rumah sakit tempat korban dibawa telah ditutup setelah serangan drone Israel di pintu masuknya, yang juga menewaskan dua anggota staf rumah sakit.
Tanggapan Internasional
Serangan ini mengundang reaksi keras dari komunitas internasional. Dewan Keamanan PBB (UNSC) mengadakan pertemuan darurat untuk membahas serangan di Rafah. Namun, upaya untuk meminta pertanggungjawaban Israel terhalang oleh veto dari Amerika Serikat terhadap setiap proposal UNSC yang diajukan.
Serangan di Rafah menggambarkan betapa tragisnya dampak konflik yang terus berlanjut di wilayah tersebut. Banyak nyawa tak berdosa yang hilang, dan situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Masyarakat internasional terus memantau perkembangan ini dengan harapan akan ada solusi damai yang dapat mengakhiri penderitaan warga sipil.