Tentara Cadangan Israel Ancam Akan Berontak jika Tidak Menang lawan Hamas

Tentara Cadangan Israel Serukan Pemberontakan (Doc: X)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Tel Aviv – Seorang tersangka tentara cadangan Israel mengancam akan melakukan pemberontakan jika perang di Gaza berakhir sebelum kemenangan penuh. Tentara itu mengatakan bahwa dirinya ingin memusnahkan warga Palestina.

Dewan Islam Prancis Sebut Putusan ICC Tangkap Netanyahu sebagai 'Secercah Harapan'

Tentara bertopeng, yang belum diidentifikasi, mengatakan dalam sebuah video, yang diunggah pada hari Jumat, 24 Mei 2024, bahwa dia tidak akan mematuhi perintah Menteri Pertahanan Yoav Gallant. 

Dia menegaskan bahwa dia dan 100.000 tentara cadangan menolak rencana untuk mengembalikan Gaza ke tangan Palestina, termasuk Otoritas Palestina, Hamas atau entitas Arab lainnya.

Iran: Wanita dan Anak Peremuan di Gaza Hadapi Kekerasan yang Belum Terjadi Sebelumnya

VIVA Militer: Tentara Israel di Betlehem, Tepi Barat, Palestina

Photo :
  • reuters.com

"Yoav Gallant, kamu tidak bisa memenangkan perang. Mundurlah. Kamu tidak bisa memenangkan perang ini. Kamu tidak bisa memerintah kami," kata tersangka tentara cadangan dalam video tersebut.

Iran Bersiap Serang Balik Israel, Kata Penasihat Senior Ali Khamenei

“Saya beritahu Anda, Tuan Yoav Gallant, jika kami tidak melanjutkan sampai kemenangan, 100.000 tentara cadangan akan tetap berada di perbatasan dan kami akan memanggil penduduk Negara Israel untuk datang ke Gaza di bawah perlindungan kami,” tambahnya, mengacu pada pagar perbatasan antara Israel dan Gaza.

Sementara itu, militer Israel telah membuka penyelidikan atas video tersebut, dan mengatakan bahwa tentara itu telah melakukan pelanggaran serius terhadap perintah dan nilai-nilai tentara. Hal tersebut juga merupakan dugaan tindak pidana, menurut media Israel. 

Sebuah pertemuan komando segera juga telah diadakan oleh kepala staf, kata seorang juru bicara militer.

VIVA Militer: Tentara Israel dari Brigade Givati

Photo :
  • irna.ir

Surat kabar Israel mengatakan militer tidak mengkonfirmasi apakah pria dalam video itu adalah seorang tentara. 

Namun, pria tersebut mengenakan seragam militer Israel dan tampak berbicara dari sebuah bangunan terbengkalai di Jalur Gaza, menurut Times of Israel. 

Video tersebut diketahui ditujukan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan terjadi setelah Gallant berselisih dengannya mengenai rencana pascaperang di Gaza. 

Awal bulan ini, Gallant secara terbuka menolak pemerintahan terbuka Israel di Gaza, dan menuntut urusan sipil ditangani oleh badan Palestina.

Di lain sisi, Netanyahu menolak memberikan peran kepada Otoritas Palestina di Gaza, sehingga meningkatkan kekhawatiran atas kurangnya perencanaan pascaperang. 

“Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, video ini ditujukan untuk anda, kami adalah tentara cadangan yang tidak bermaksud menyerahkan kunci Gaza kepada entitas mana pun; baik itu Hamas, PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) atau entitas Arab lainnya,” kata tentara tersebut dalam video tersebut, dikutip dari Middle East Eye, Selasa, 28 Mei 2024.

"Tentara cadangan ada di belakang anda, dan kami ingin menang. Kami memiliki kesempatan sekali seumur hidup. Anda memiliki 100.000 tentara yang siap memberikan jiwa mereka kepada Rakyat Israel. Kami akan tetap di sini sampai akhir, sampai kemenangan."

Tentara itu melanjutkan dengan mengatakan bahwa mereka hanya akan menerima perintah dari Netanyahu, bukan Gallant atau kepala staf. 

“Jadi berpikirlah dengan bijak kepada siapa anda ingin memberikan kunci (Gaza) setelahnya,” katanya kepada Netanyahu.

Dia kemudian menambahkan bahwa tentara ingin mencabik-cabik siapa pun yang tersisa di Gaza.

"Siapa pun yang merayakan ketika kami dibantai, semua anak kecil yang menginjak kepala tentara dan saudara kami ketika mereka menginjakkan kaki di tanah Gaza, semua orang itu, ingin kami bunuh,” ucapnya.

“Tidak ada seorang pun yang akan tetap hidup, siapa pun yang menyakiti rakyat Israel, siapa pun yang menyakiti saudara-saudara kami, Yahudi, Druze, Badui, kami ingin memusnahkan mereka," tambahnya.

Video tersebut, yang diterbitkan oleh jurnalis sayap kanan Yinon Magal, dibagikan oleh putra Netanyahu, Yair Netanyahu, yang menuai kecaman. 

Menurut Haaretz, pernyataan dalam video tersebut, bersama dengan penyebaran video tersebut oleh Yair Netanyahu, mungkin merupakan penghasutan, yang dapat dihukum hingga lima tahun penjara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya