Resmi! Jaksa ICC Ajukan Surat Penangkapan PM Israel Netanyahu dan Pemimpin Hamas
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Tel Aviv – Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) resmi mengajukan surat perintah penangkapan bagi Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan pemimpin Hamas di Gaza Yahya Sinwar.
Hal itu berkaitan atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan pada serangan 7 Oktober, baik di Israel ataupun di Gaza, kata jaksa penuntut pengadilan, Karim Khan.
Khan mengatakan tim penuntut ICC juga mengajukan surat perintah penangkapan untuk Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, serta dua pemimpin penting Hamas lainnya, Mohammed Diab Ibrahim al-Masri, pemimpin Brigade Al Qassem yang lebih dikenal sebagai Mohammed Deif, dan Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas.
Surat perintah penangkapan terhadap politisi Israel ini menandai pertama kalinya ICC menargetkan pemimpin tertinggi sekutu dekat Amerika Serikat.
Keputusan tersebut menempatkan Netanyahu bersama Presiden Rusia Vladimir Putin, yang juga dikeluarkan surat perintah penangkapan oleh ICC atas perang Moskow di Ukraina, dan orang kuat Libya Moammar Gadhafi, yang menghadapi surat perintah penangkapan dari ICC atas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan, di saat penangkapan dan pembunuhannya pada Oktober 2011.
Dengan mengajukan surat perintah penangkapan terhadap para pemimpin Israel dan Hamas dalam tindakan yang sama, kantor Khan berisiko menuai kritik karena menempatkan organisasi teror dan pemerintah terpilih pada pijakan yang setara.
Melansir dari CNN Internasional, Selasa, 21 Mei 2024, panel hakim ICC sekarang akan mempertimbangkan permohonan surat perintah penangkapan yang diajukan oleh Khan.
Khan mengatakan dakwaan terhadap Sinwar, Haniyeh dan al-Masri termasuk pemusnahan, pembunuhan, penyanderaan, pemerkosaan dan penyerangan seksual dalam tahanan.
“Dunia terkejut pada tanggal 7 Oktober ketika orang-orang diusir dari kamar tidur mereka, dari rumah mereka, dari berbagai kibbutzim di Israel,” kata Khan kepada CNN.
Dia menambahkan bahwa orang-orang sangat menderita akibat serangan Hamas.
Militan pimpinan Hamas membunuh sekitar 1.200 orang di beberapa lokasi di Israel selatan pada 7 Oktober dan menyandera sekitar 250 orang ke Gaza.
Banyak sandera yang masih ditahan di Gaza, Khan mengatakan bahwa hal ini berarti kejahatan terus dilakukan terhadap begitu banyak warga Israel yang tidak bersalah, yang disandera oleh Hamas.
"Tim kami memiliki berbagai bukti untuk mendukung permohonan surat perintah penangkapan terhadap Sinwar, Haniyeh dan al-Masri, termasuk rekaman video dan foto-foto yang diautentikasi dari serangan tersebut, serta bukti dari saksi mata dan orang yang selamat," ujar Khan.
Khan juga menegaskan bahwa Israel memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan kembali sandera.
"Tetapi anda (Israel) harus melakukannya dengan mematuhi hukum.”