Punya Helikopter Sangar Buatan Rusia, Mengapa Presiden Iran 'Dibiarkan' Naik Heli Tua AS?
- Tasnim
Teheran – Kematian tragis Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian dalam insiden kecelakaan helikopter Bell 212 di Varzaqan, Provinsi Azerbaijan Timur, Minggu, 19 Mei 2024, menimbulkan tanda tanya.
Raisi dan rombongan dinyatakan tewas setelah helikopter dilaporkan hilang kontak saat melintasi pegunungan dengan kabut tebal. Helikopter dinyatakan jatuh usai temuan puing-puing helikopter di wilayah pegunungan. Tidak ada yang selamat dalam insiden tersebut.
Kecelakaan yang dialami Raisi semakin menambah daftar panjang buruknya rekor penerbangan di Iran. Menurut Al Jazeera, hampir 2.000 warga Iran telah tewas dalam kecelakaan pesawat sejak 1979.
Aviation Safety Network mencatat 22 kecelakaan udara fatal terjadi di Iran sejak tahun 2000.
Salah satu alasan utama melemahnya sektor penerbangan Iran adalah dampak sanksi AS terhadap negara tersebut yang mempersulit pembelian pesawat baru atau memperoleh suku cadang. Karena itu, maskapai penerbangan harus melucuti beberapa pesawat untuk mendapatkan suku cadangnya.
Airfleets.net menunjukkan bahwa usia rata-rata pesawat yang digunakan oleh maskapai penerbangan terkemuka Iran – Iran Air dan Mahan Air – seringkali berusia di atas 20 tahun dan dalam beberapa kasus lebih dari 30 tahun.
Helikopter Tua
Pun dalam insiden kecelakaan yang menewaskan orang nomor satu di Iran itu. Helikopter Bell 212 yang ditumpangi Raisi diketahui merupakan helikopter lawas yang berusia 30 tahun, tahun pembuatan 1994. Registrasi 6-9207, Nomor Seri Pabrikan 35071.
Helikopter Bell 212 diproduksi oleh perusahaan Amerika Serikat (AS), Bell Helicopter pada tahun 1968. Dalam versi sipil, Bell 212 disebut sebagai UH-1N 'Twin Huey' yang dipakai di era Perang Vietnam. Armada ini digunakan secara luas oleh pemerintah maupun perusahaan swasta global.
Helikopter ini diperkenalkan pada tahun 1971 dan dengan cepat diadopsi oleh Amerika Serikat dan Kanada, menurut dokumen pelatihan militer AS. Badan Keamanan Penerbangan Uni Eropa, menyatakan pesawat ini dapat membawa 15 orang, termasuk awaknya.
Meskipun model helikopter Iran yang jatuh dikonfigurasi untuk mengangkut penumpang pemerintah, namun analisis Pertahanan dan Keamanan Nasional The Stratcom Bureau mempertanyakan mengapa penerbangan VVIP Kepresidenan yang melewati medan berat menggunakan helikopter tua berusia 30 tahun dengan spesifikasi lebih kecil?
Helikopter Kepresidenan Iran
Padahal, transportasi VVIP resmi untuk penerbangan helikopter Kepresidenan Iran adalah helikopter Mi-171 Rusia yang lebih handal dan kuat, yang dioperasikan oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Lembaga Think Tank yang berbasis di Pakistan, menyatakan Iran memiliki banyak suku cadang dan fasilitas pemeliharaan untuk helikopter Mi-171 buatan Rusia. Berbeda dengan helikopter Bell 212 yang suku cadang dan pemeliharaannya diembargo AS.
Mi-171 dirancang dan dilengkapi secara khusus untuk penerbangan dalam kondisi kabut paling tebal, jarak pandang rendah dan melewati kawasan hutan pegunungan. Selain kuat dan lincah, Mi-171 juga memiliki fitur untuk membantunya melakukan penerbangan jarak jauh di ketinggian lebih rendah di atas pegunungan.
Itu kenapa Mi-171 menjadi helikopter CSAR (Combat Search and Rescue) pilihan Pakistan dan India di wilayah Kashmir yang dikenal pegunungan dan visibilitas rendah. Sementara helikopter Bell-212 hanya bersertifikasi untuk penerbangan VFR (visual only),
Lembaga itu juga menyoroti penempatan dua orang VIP, seorang Presiden dan Menteri Luar Negeri dalam satu penerbangan Kepresidenan dengan helikopter tua. Di sisi lain, mereka menempatkan tim penasihat dan keamanan Presiden serta rombongan diplomatik lainnya di helikopter yang lebih baik.
"Kami bukan orang yang menyukai teori konspirasi tetapi kebodohan dan ketidaktahuan semacam ini dari Skuadron Penerbangan Kepresidenan dan pimpinannya merupakan kelalaian pidana," tulis The Stratcom dalam unggahan media sosialnya dikutip Selasa, 21 Mei 2024
"Mereka bahkan menempatkan Menteri Luar Negeri di helikopter yang sama," sambungnya
Analis pertahanan itu mendorong Teheran segera melakukan penyelidikan atas kecelakaan helikopter yang menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menlu Hossein Amirabdollahian.
Merencanakan penerbangan Kepresidenan dalam perjalanan beberapa ratus mil melalui pegunungan dengan jarak pandang kurang dari 5 meter, berkabut, hujan dan angin dengan helikopter tua dengan daya angkat rotor yang tidak memadai adalah sebuah kelalaian.