Ricuh! Rapat Parlemen Taiwan Berubah Adu Jotos Jelang Pelantikan Lai Ching-te
- India today
VIVA – Suasana memanas di Gedung Parlemen Taiwan pada hari Jumat, 17 Mei 2024, saat pembahasan reformasi berujung pada pertikaian fisik yang melibatkan para anggota parlemen.
Dalam video yang beredar di media sosial menunjukkan anggota parlemen saling pukul, tendang, dan dorong dalam keributan yang berlangsung selama beberapa jam.
Bahkan, dalam sebuah video lain di media sosial menunjukkan anggota parlemen mengambil file dan berlari keluar gedung Parlemen.
Melansir India Today, Senin, 20 Mei 2024, perkelahian ini terjadi di tengah perdebatan sengit mengenai usulan untuk memberikan kekuasaan lebih kepada parlemen dalam mengawasi pemerintah. Menurut laporan, perbedaan pandangan ini memicu kemarahan dan berujung pada aksi kekerasan.
Video yang dibagikan di media sosial memperlihatkan adegan kacau balau di ruang rapat parlemen. Para anggota parlemen terlihat saling serang dan mendorong kursi, bahkan beberapa di antaranya naik ke meja. Perkelahian sempat terhenti, namun kemudian kembali memanas dan berlangsung hingga sore hari.
Salah satu anggota parlemen dari Partai Progresif Demokratik (DPP), Puma Shen, dilaporkan terluka dalam keributan ini. Ia dilarikan ke rumah sakit setelah mencoba menerobos masuk ke ruang rapat dengan memanjat dan menerobos kerumunan. Akibatnya, Shen mengalami cedera kepala.
Perkelahian ini terjadi menjelang pelantikan Presiden terpilih Lai Ching-te pada hari Senin, 20 Mei 2024. Lai, yang berasal dari DPP, kehilangan mayoritas di parlemen setelah pemilu bulan Januari lalu. Situasi ini membuat pembentukan pemerintahan baru terhambat.
Partai oposisi, Kuomintang (KMT), memiliki lebih banyak kursi di parlemen dibandingkan DPP, namun tidak cukup untuk membentuk mayoritas. KMT saat ini tengah berupaya membangun koalisi dengan Taiwan People's Party (TPP) yang memiliki 8 dari 113 kursi di parlemen.
Di balik pertikaian fisik, terdapat perdebatan panas mengenai usulan undang-undang baru yang akan mengkriminalisasi pejabat yang membuat pernyataan palsu di parlemen. DPP dan KMT memiliki pandangan yang bertolak belakang tentang RUU ini, yang semakin memperkeruh suasana di parlemen.
Peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat Taiwan tentang stabilitas demokrasi negara tersebut. Banyak yang menyayangkan aksi kekerasan di parlemen dan mendesak para pemimpin politik untuk menyelesaikan perbedaan mereka dengan cara yang lebih damai.
Situasi di Taiwan masih terus berkembang dan belum jelas bagaimana dampak jangka panjang dari peristiwa ini.