Senator AS Beri Pujian ke MBS: Visi Arab Saudi 2030 Akan Mengubah Timur Tengah
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Riyadh – Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman memiliki visi yang jelas yang akan mengubah wajah Timur Tengah dan membantu mencapai perdamaian di kawasan tersebut. Hal itu disampaikan oleh Senator Partai Republik AS, Lindsey Graham kepada Al Arabiya dalam sebuah wawancara eksklusif.
Graham mencatat bahwa ia melakukan perjalanan ke Kerajaan Arab Saudi dan Israel sebanyak empat kali sejak 7 Oktober.
Ia mengatakan bahwa tujuan kunjungannya tidak hanya untuk menemukan cara mengakhiri perang, namun juga menciptakan perdamaian.
Seperti diketahui, MBS terbuka terhadap kemungkinan perjanjian bilateral dengan AS, sambil menegaskan kembali bahwa normalisasi hubungan dengan Israel yang termasuk dalam perjanjian harus menjamin solusi dua negara.
"Waktu terbaik untuk mencapai kesepakatan ini adalah di bawah pemerintahan Demokrat saat ini di AS, yang akan menjamin bahwa permintaan Arab Saudi dipenuhi," kata Graham, dikutip dari Alarabiya, Kamis, 16 Mei 2024.
Dia menambahkan bahwa dirinya siap untuk mencapai tujuan tersebut dengan anggota parlemen Demokrat di Senat.
Selama wawancara, Graham menyampaikan dua visi untuk kawasan ini, yang pertama adalah kemajuan, kemakmuran, dan kebangkitan yang dipimpin oleh MBS, yang ia anggap sebagai pemimpin kawasan.
Sementara yang kedua adalah visi kelam yang dipimpin oleh Iran dan negara-negara sekutunya, yang bertujuan untuk menghancurkan seluruh wilayah.
“Perjanjian keamanan dan pertahanan antara Arab Saudi dan Amerika Serikat akan memastikan netralisasi penuh terhadap Iran karena AS berkewajiban membela Kerajaan Arab Saudi jika terkena serangan dari Iran dan agen-agennya,” ucap Graham.
Beberapa perjanjian bilateral antara AS dan Arab Saudi ternyata juga termasuk dalam perjanjian yang jauh lebih besar, perjanjian yang berfokus pada penguatan hubungan ekonomi dan menjadikan Arab Saudi sebagai pusat kecerdasan buatan global.
Dia juga menyatakan kesiapan negara-negara Teluk untuk membangun kembali Gaza dan mereformasi Otoritas Palestina, namun mencatat bahwa tidak ada tempat bagi Hamas dalam rencana masa depan dan menekankan perlunya mengalahkan Hamas sepenuhnya dan secepat mungkin, karena hal ini akan mengarah pada kehancuran dan kerangka pembentukan negara Palestina.
Dalam kesempatan yang sama, Senator tersebut mengkritik para pemimpin Otoritas Palestina di Tepi Barat, yang digambarkan sebagai orang yang korup, dan menyuarakan perlunya membangun masa depan yang lebih baik bagi warga Palestina di Gaza.
Mengenai ketegangan lintas batas antara Israel dan Lebanon, Graham memperingatkan Hizbullah bahwa eskalasi dengan Israel dan pembukaan front baru di utara dapat menimbulkan reaksi Israel yang akan menghancurkan Beirut sepenuhnya.
Dia juga mengkritik cara pemerintahan Presiden AS Joe Biden menangani milisi Houthi Yaman, yang didukung Iran yang serangannya di Laut Merah telah mengganggu pelayaran global dan memicu kekhawatiran bahwa perang Israel-Hamas dapat mengganggu stabilitas seluruh kawasan.
"Pesan AS kepada Iran dan agen-agennya harus jelas dan kuat, dan ini hanya akan tercapai pada era Donald Trump sebagai presiden," pungkasnya.