Biden Tidak Percaya Ada Genosida di Gaza
- New York Post
Washington – Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS), Jake Sullivan, mengatakan pada hari Senin, 13 Mei 2024, bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden tidak yakin bahwa pembunuhan warga Palestina di Gaza oleh Israel adalah genosida.
Sullivan, ketika berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, mengatakan Amerika Serikat ingin melihat Hamas dikalahkan, dan warga Palestina yang terjebak di tengah perang segera terbebas.
Dia juga menekankan bahwa operasi militer besar-besaran yang dilakukan Israel di Rafah adalah sebuah kesalahan.
“Kami tidak percaya apa yang terjadi di Gaza adalah genosida. Kami dengan tegas menolak usulan tersebut,” kata Sullivan kepada wartawan di Gedung Putih.
Di lain sisi, Sullivan menyatakan keprihatinannya atas laporan pemukim Israel yang menyerang konvoi bantuan kemanusiaan dalam perjalanan ke Erez Crossing di Gaza utara, yang merupakan insiden kedua dalam waktu kurang dari seminggu.
“Sangat disayangkan ada orang yang menyerang dan menjarah barang-barang ini,” ujar Sullivan, dikutip dari The New Arab, Selasa, 14 Mei 2024.
"Ini benar-benar perilaku yang tidak dapat diterima."
Biden, yang mencalonkan diri kembali tahun ini, telah menghadapi kritik keras dari para pendukungnya sendiri di dalam negeri atas dukungannya terhadap Israel, beberapa dari kritikus tersebut menuduh Israel melakukan genosida.
Biden juga telah berusaha untuk mempengaruhi pendekatan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terhadap perang tersebut, kata Sullivan, namun Israel adalah negara yang berdaulat dan demokratis yang pada akhirnya mengambil keputusannya sendiri.
“Perdana Menteri tidak harus menjawab pertanyaan kita. Dia harus menjawab pertanyaan rakyat Israel,” kata Sullivan.
Mengulangi komentar yang dibuat oleh Biden pada hari Sabtu, Sullivan mengatakan mungkin ada gencatan senjata di Gaza sekarang jika Hamas mau melepaskan tawanan.
Sulivan juga menambahkan dunia harus menyerukan Hamas untuk kembali ke meja perundingan dan menerima kesepakatan.
Amerika Serikat sendiri sedang berupaya untuk mewujudkan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.
Sulivan mengatakan dia tidak bisa memprediksi kapan atau apakah kesepakatan seperti itu akan tercapai.