Potret Memilukan, 3 Balita Terendam Lumpur saat Banjir Bandang di Afghanistan

Banjir bandang melanda Afghanistan.
Sumber :
  • Doc: AP Photo/ Mehrab Ibrahimi

Baghlan – Potret tiga anak balita yang kebingungan duduk di atap sebuah masjid di provinsi Baghlan, Afghanistan utara, viral di media sosial. Mereka yang menjadi korban banjir bandang di negara itu, harus merasakan kepedihan dengan seluruh badan yang terkena lumpur, setelah berhasil diselamatkan oleh tim penyelamat.

Rumah Tidak Dapat, Uang Ratusan Juta Milik Wanita Cantik Ini Malah Raib Digelapkan Vendor

Menurut video yang beredar, seorang penyelamat menurunkan bocah laki-laki bernama Arian, yang berusia 2 tahun, dengan kain diikatkan di pinggangnya yang digunakan untuk menariknya dari amukan air banjir.

“Ambillah, ayo lepas tali ini dari tubuhnya,” kata penyelamat dalam video tersebut.

Maruarar: Saya Pikir Sangat Pantas, Orang Belum Punya Rumah Masuk Kategori Miskin

3 Bocah Terkena Lumpur di Sekujur Tubuh Saat Diselamatkan (Doc: Afghanistan Journalist Group)

Photo :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

"Bawalah ibunya untuk memeluknya biar dia hangat," sambungnya, dikutip dari CNN Internasional, Selasa, 14 Mei 2024.

Syarat dan Cara Mengajukan Pinjaman dengan Sertifikat Rumah Cepat dan Aman!

Dalam beberapa hari terakhir, setidaknya 300 orang tewas dalam banjir di 18 distrik di tiga provinsi di Afghanistan utara, menurut Program Pangan Dunia (WFP) PBB. Selain itu, sedikitnya 200 orang terluka.

Video menunjukkan derasnya lumpur yang menyapu rumah-rumah warga yang juga terbuat dari lumpur, membuat orang-orang terhuyung-huyung, dan terbawa arus deras berwarna coklat.

Anak-anak yang berhasil diselamatkan itu antara lain berusia 3, 5 dan 6 tahun. Mereka termasuk di antara delapan bersaudara yang berada di rumah bersama orang tua mereka di Folo, distrik Bulka di Baghlan, ketika banjir melanda.

Paman mereka, Barakatullah, putra Haji Wakil Besmillah, kepala sekolah setempat, mengatakan kepada CNN bahwa insiden yang secara tiba-tiba itu terjadi akhir pekan lalu ketika angin kencang menyapu distrik tersebut dan daerah sekitarnya.

“Jarak pandang sangat buruk sehingga kami bahkan tidak bisa melihat satu sama lain,” katanya.

Kemudian hujan mulai turun perlahan saat salat Jumat, sebuah peristiwa yang tidak biasa bagi penduduk setempat, yang mengatakan bahwa hujan tidak terlalu sering terjadi di wilayah pegunungan, yang merupakan rumah bagi sekitar 10.000 orang.

Saat hujan semakin deras, tiba-tiba situasi menjadi mengerikan.

“Orang-orang mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, mencari perlindungan di gunung dan perbukitan. Sayangnya, beberapa warga yang tidak bisa keluar rumah menjadi korban banjir,” ujarnya.

Ilustrasi banjir bandang

Photo :
  • VIVAnews/ Andri Mardiansyah (Padang)

Foto dari udara menunjukkan barang-barang yang ditumpuk dalam kantong plastik di atap rumah, di antaranya adalah sosok perempuan berkerudung yang terpaksa menutupi seluruh tubuh mereka bahkan pada saat terjadi bencana.

"Perempuan yang diselamatkan terpaksa mengenakan pakaian yang basah kuyup, bahkan bayi berusia 2 hingga 3 bulan pun dikenakan pakaian kotor serupa,” kata Barakatullah.

Di Folo, lebih dari 100 orang diyakini tewas, yang kebanyakan perempuan dan anak-anak.

Beberapa penguburan dimulai pada akhir pekan, namun diyakini masih banyak lagi yang terkubur jauh di bawah lumpur.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya