UEA Tidak Akan Berikan Perlindungan Bagi Israel Usai Perang di Gaza Berakhir
- middleastmonitor.com
Tel Aviv – Uni Emirat Arab (UEA), menolak ajakan PM Israel, Benjamin Netanyahu untuk mengambil bagian dalam pemerintahan di Jalur Gaza jika Hamas dikalahkan. Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri UEA, Abdullah Bin Zayed.
Dia juga mengumumkan bahwa UEA tidak akan memberikan perlindungan bagi Israel pasca perang di Gaza usai.
“UEA menekankan bahwa Perdana Menteri Israel tidak memiliki kapasitas hukum untuk mengambil langkah ini, dan negara kami menolak untuk terlibat dalam rencana apa pun yang bertujuan untuk menutupi kehadiran Israel di Jalur Gaza,” tulis Bin Zayed di media sosial X.
"UEA menegaskan bahwa ketika pemerintahan Palestina terbentuk yang memenuhi harapan dan aspirasi persaudaraan rakyat Palestina serta memiliki integritas, kompetensi, dan kemandirian, maka UEA akan sepenuhnya siap memberikan segala bentuk dukungan kepada pemerintah tersebut," tambahnya, dikutip dari The Cradle, Senin, 13 Mei 2024.
Menteri Luar Negeri Bin Zayed membuat pengumuman itu sebagai tanggapan atas komentar yang dibuat awal pekan ini oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah wawancara dengan pembawa acara bincang-bincang AS Dr. Phil.
Selama wawancara, Netanyahu membahas ekspektasinya terhadap pemerintahan masa depan Gaza setelah perang, dan mengatakan bahwa ia ingin melihat pemerintahan sipil yang demiliterisasi mengelola wilayah tersebut atas nama Israel dengan dukungan dari UEA dan Arab Saudi.
"Saya pikir kita harus memastikan demiliterisasi terus-menerus karena, bahkan jika kita menghancurkan pasukan teroris, kita masih memiliki teroris yang tersisa. Kita harus terus-menerus membasmi mereka," kata Netanyahu.
"Kita mungkin harus memiliki semacam pemerintahan sipil oleh warga Gaza yang tidak berkomitmen terhadap kehancuran kita, menurut saya, dengan bantuan Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan negara-negara lain yang menurut saya ingin melihat stabilitas dan perdamaian," tambahnya.
Para menteri luar negeri UEA, Yordania, Mesir, Turki, dan Arab Saudi akan bertemu akhir pekan ini di Riyadh, ibu kota Saudi, untuk membahas perang di Gaza sebagai bagian dari Forum Ekonomi Dunia.
UEA juga dikrtahui memiliki hubungan dekat dengan Israel setelah penandatanganan Perjanjian Abraham pada tahun 2020, sementara Arab Saudi masih berdiskusi untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.
Namun, penolakan masyarakat di seluruh dunia Arab dan Muslim terhadap pemboman dan pengepungan Gaza yang mengerikan oleh Israel telah mempersulit pemerintah Arab dan Muslim untuk bekerja sama secara terbuka dengan Israel.