300 Ribu Warga Palestina Tinggalkan Kota Rafah Setelah Dibombardir Israel
- AP Photo/Hatem Ali
VIVA – Ratusan ribu warga Palestina di Rafah kembali mengungsi, setelah Israel mengeluarkan perintah baru untuk melakukan evakuasi. Lebih dari 300.000 warga dilaporkan sedang meninggalkan Rafah dan dibayangi oleh potensi serangan besar-besaran Israel.
Dilansir AP, jalanan keluar dari Rafah dipenuhi oleh barisan panjang orang-orang dari berbagai usia. Orang Tua, muda, orang sehat, hingga orang-orang sakit dan terluka. Mereka menaiki truk pick up yang kelebihan muatan dan mobil-mobil rusak.
Selain itu, banyak juga warga yang menaiki kereta kuda dan troli yang ditarik tangan. Warga yang berjalan jauh juga membawa barang-barang mereka dengan seadanya. Banyak pula yang didorong dengan kursi roda maupun digendong. Pemandangan memilukan ini terjadi di bawah terik matahari musim panas yang tengah terjadi.
Hal ini terjadi ketika Israel mengatakan pihaknya akan melanjutkan operasi yang direncanakan di Rafah meskipun AS dan sekutu lainnya memperingatkan serangan darat dapat menyebabkan korban sipil dalam jumlah besar dan krisis kemanusiaan.
Ribuan keluarga di Rafah mengemasi barang-barang mereka dan banyak diantaranya telah mengungsi berkali-kali. Pasukan pertahanan Israel IDF memerintahkan warga di Rafah untuk segera mengungsi ke wilayah yang lebih aman yang berjarak sekitar 6 KM, pada saat mereka akan bersiap melakukan operasi darat yang lebih luas.
Akan tetapi, menurut sejumlah lembaga bantuan, wilayah itu juga sudah terlalu padat dengan pengungsi. Sementara kota Rafah sendiri telah menampung lebih dari 1,4 juta warga Palestina yang mengungsi dari wilayah-wilayah lain di jalur Gaza.
Menurut rumah sakit setempat, sedikitnya 18 warga Palestina tewas pada hari Sabtu akibat serangan udara dan artileri Israel di kawasan-kawasan pemukiman Rafah Timur dan Barat.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa mereka akan memperluas operasinya di Rafah.
Presiden Joe Biden telah memperintahkan pemberhentian pengiriman beberapa jenis senjata ke Israel. Selain itu, ia memperingatkan bahwa AS tidak akan menyediakan senjata penyerang bila Israel melancarkan serangan berskala besar di rafah.
Diketahui, Majelis Umum PBB pada hari Jumat lalu mendukung upaya Palestina menjadi anggota penuh PBB dan mengadopsi resolusi dengan 143 Negara mendukung, 25 negara memilih abstain dan 9 negara menentang termasuk AS dan Israel.
Hasil voting Majelis Umum PBB ini tidak memberikan keanggotaan penuh pada Palestina, namun hanya menjadi pengakuan secara simbolis bahwa Palestina memenuhi syarat untuk bergabung dengan PBB.
Disebutkan bahwa resolusi yang disetujui Majelis Umum PBB itu menetapkan bahwa Negara Palestina seharusnya diterima sebagai anggota dan merekomendasikan agar Dewan Keamanan (PBB) mempertimbangkan kembali masalah ini dengan baik.
Upaya Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB diajukan kembali setelah tujuh bulan perang berkecamuk antara Israel dan Hamas di jalur Gaza, dan saat Tel Aviv semakin memperluas permukiman Yahudi di tepi Barat yang dianggap ilegal oleh PBB.