Biden Sebut Gencatan Senjata Terwujud Jika Sandera Israel Dibebaskan, Begini Respons Hamas

Pasukan Khusus Hamas Brigade Izzuddin al-Qassam
Sumber :

WashingtonHamas pada hari Minggu, 12 Mei 2024, mengkritik Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden karena mengaitkan gencatan senjata di Gaza dengan pembebasan sandera warga Israel, yang ditawan oleh kelompok Hamas Palestina.

Israel Kelabakan Lawan Houthi, AS Murka Bantu Gempur Ibu Kota Yaman

Sebelumnya, Biden mengatakan pada hari Sabtu, 11 Mei 2024, bahwa gencatan senjata di Gaza akan dimungkinkan secepatnya “besok” jika Hamas membebaskan warga Israel yang mereka tawan.

"Posisi ini merupakan kemunduran dari hasil perundingan putaran terakhir, yang menghasilkan persetujuan kami atas proposal yang diajukan oleh mediator di Mesir dan Qatar, dengan sepengetahuan AS,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Israel Berlakukan Jam Malam dan Tutup Toko-toko di Kota Deir Istiya Tepi Barat

Pekan lalu, Hamas, yang diyakini menahan hampir 130 warga Israel setelah serangan lintas batas pada 7 Oktober, menerima proposal yang diajukan Mesir dan Qatar untuk melakukan gencatan senjata di Gaza.

VIVA Militer: Presiden Amerika Serikat, Joe Biden

Photo :
  • thehill.com
Kondisi Gaza Makin Memprihatinkan, Gerakan Cinta dan Peluk Palestina Digaungkan

Namun, Israel mengatakan tawaran gencatan senjata tersebut tidak memenuhi tuntutan utamanya dan memutuskan untuk melanjutkan operasi di Rafah, rumah bagi lebih dari 1,5 juta pengungsi.

Aksi ini juga bertujuan untuk menerapkan tekanan militer terhadap Hamas dengan membuat kemajuan dalam membebaskan para sandera dan tujuan perang lainnya.

Hamas mengatakan mereka telah menunjukkan fleksibilitas dalam semua putaran perundingan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

“Namun, teroris (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu dan pemerintahannya bergegas membalikkan keadaan ini dengan melancarkan agresi mereka terhadap rakyat kami di Rafah, Jabalia, dan Gaza,” ucap Hamas, dikutip dari ANews, Senin, 13 Mei 2024.

“Posisi Biden sekali lagi menegaskan bias AS terhadap kebijakan kriminal yang dilakukan Israel dan menunjukkan kedok politik dan dukungan militer yang berkelanjutan terhadap genosida yang dilakukan terhadap rakyat kami,” lanjutnya.

Sebagai informasi, lebih dari 35.000 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 76.600 lainnya terluka dalam serangan brutal Israel di Jalur Gaza sejak serangan Hamas yang menewaskan hampir 1.200 orang.

Kelompok Palestina juga menuntut diakhirinya serangan militer Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza sebagai imbalan atas pertukaran sandera dengan Tel Aviv.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya