2 Militer Israel Tewas usai Kena Serangan Rudal Hizbullah
- france24.com
Tel Aviv – Militer Israel pada hari Selasa, 7 Mei 2024, mengkonfirmasi kematian dua tentara cadangannya dalam serangan pesawat tak berawak yang diluncurkan oleh kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran.
Hizbullah pada hari Senin, 6 Mei 2024, mengatakan pihaknya melancarkan serangan terhadap Metula, pemukiman Israel utara di perbatasan Lebanon.
Militer Israel awalnya mengatakan ada korban luka, namun media yang berafiliasi dengan Hizbullah melaporkan dua tentara tewas.
Menurut pernyataan militer Israel, drone tersebut meledak di daerah, di mana tentara dari Batalyon 6551 Brigade 551 ditempatkan setelah intersepsi gagal.
"Dua tentara kami tewas," kata pernyataan militer Israel, dikutip dari The New Arab, Rabu, 8 Mei 2024.
Tentara Israel menanggapi serangan itu dengan melakukan serangan udara besar-besaran melintasi perbatasan dan dilaporkan mengebom lokasi yang diduga sebagai tempat peluncuran drone tersebut.
Serangan Hizbullah terjadi sehari setelah empat warga sipil tewas dalam serangan udara Israel di Lebanon selatan, yang hampir setiap hari dibombardir Israel sejak awal Oktober sebagai bagian dari bentrokan lintas batas dengan Hizbullah, bersamaan dengan perang di Gaza.
Kelompok Syiah, yang menguasai Lebanon selatan dan memiliki persenjataan tangguh yang melebihi Angkatan Bersenjata Lebanon, mengatakan perang lintas batas dengan Tel Aviv berupaya menarik pasukan Israel menjauh dari Jalur Gaza.
Bentrokan lintas batas baru-baru ini juga merupakan yang terburuk antara Hizbullah dan Israel, ketika kedua belah pihak terlibat dalam perang yang menghancurkan selama 33 hari.
Lebih dari 300 orang tewas dalam serangan Israel di Lebanon, sebagian besar dari mereka adalah pejuang Hizbullah.
Faksi-faksi lain, meskipun lebih kecil, dari Lebanon dan Palestina juga mengambil bagian dalam serangan lintas batas di Israel utara.
Israel mengatakan 13 tentara dan sembilan warga sipil tewas, namun Hizbullah yakin jumlah tersebut lebih tinggi, karena Israel tidak jujur mengenai jumlah korban sebenarnya.
Upaya mediasi yang dipimpin oleh AS dan Perancis juga bertujuan untuk mengakhiri kekerasan dan menemukan solusi jangka panjang antara negara musuh Lebanon dan Israel, yang mencakup penerapan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, dan mengakhiri sengketa pertanahan dan akhirnya melakukan demarkasi perbatasan.