Israel Bom Rafah Setelah Hamas Setujui Proposal Gencatan Senjata Hasil Mediasi AS
- VIVA.co.id/Arianti Widya
Gaza – Militer Israel mengintensifkan pengeboman di Rafah pada Senin malam, 6 Mei 2024, tak lama setelah Hamas menyetujui proposal gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat (AS). Kota kecil yang menjadi rumah bagi 1,5 juta pengungsi Palestina diserang dengan serangan udara dan tembakan artileri, menurut outlet berita Palestina. Beberapa orang dilaporkan tewas dan terluka.
Seorang jurnalis Palestina melaporkan adanya suar di langit malam dan penduduk setempat melaporkan puluhan drone pengintai terbang di atasnya. Kantor berita Wafa dan media Mesir melaporkan kendaraan militer Israel maju menuju persimpangan Rafah sisi Palestina dengan Mesir, serta persimpangan Karem Shalom dengan Israel.
Melansir dari Middle East Eye, Selasa, 7 Mei 2024, militer Israel mengumumkan pihaknya melakukan serangan yang ditargetkan terhadap Hamas di Rafah timur.
Serangan militer di Rafah terjadi setelah Hamas mengumumkan menerima proposal gencatan senjata dari Qatar dan Mesir.
Proposal tersebut mencakup tiga tahap, dengan tahap pertama yang menyerukan penarikan penuh pasukan Israel dari koridor Netzarim dan pemulangan warga Palestina yang terlantar ke rumah mereka.
Fase kedua mencakup pengumuman penghentian operasi militer secara permanen. Pada fase terakhir, blokade Jalur Gaza akan diakhiri sepenuhnya.
Sebagai imbalannya, Israel diperkirakan akan membebaskan tahanan Palestina dalam jumlah yang tidak ditentukan, menarik pasukannya dari wilayah tertentu di Jalur Gaza, dan mengizinkan warga Palestina melakukan perjalanan dari selatan wilayah tersebut ke utara.
Sementara negara-negara di kawasan ini, termasuk Qatar, Mesir, dan Turki, menyambut baik penerimaan proposal Hamas, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu justru mengatakan bahwa Israel terus melanjutkan invasi ke Rafah.
"Invasi ke Rafah perlu dilakukan untuk menerapkan tekanan militer terhadap Hamas, dengan tujuan mencapai kemajuan dalam pembebasan sandera dan tujuan perang lainnya," kata Netanyahu.
Sebagai informasi, Israel selama berbulan-bulan telah mengatakan bahwa mereka berencana untuk menyerang Rafah, kota paling selatan di Jalur Gaza, tempat lebih dari satu juta warga Palestina melarikan diri sejak dimulainya perang Israel di Gaza pada bulan Oktober.
Israel mengatakan invasi tersebut akan membantu mencapai tujuannya untuk melenyapkan Hamas, karena Israel mengklaim terdapat empat batalion Hamas di kota tersebut.