Korban Banjir di Brasil Selatan Bertambah Jadi 29, 60 Orang Masih Dinyatakan Hilang

Banjir di Brasil Selatan
Sumber :
  • istimewa

VIVA Dunia – Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva pada hari Kamis, 2 Mei 2024 mengunjungi bagian selatan negara itu di mana banjir dan tanah longsor yang disebabkan oleh hujan lebat telah menewaskan 29 orang, dan dikabarkan untuk jumlah korban diperkirakan akan bertambah.

Banjir Hantam Sulsel, Akses Jalan Lumpuh Total, Kendaraan dan Rumah Terendam

Pihak berwenang di Rio Grande do Sul telah mengumumkan keadaan darurat ketika tim penyelamat terus mencari puluhan orang yang dilaporkan hilang di antara reruntuhan rumah, jembatan dan jalan yang runtuh.

Kerusakan akibat badai telah mempengaruhi hampir 150 kota di negara bagian itu, juga melukai sedikitnya selusin orang dan menyebabkan hampir 10.000 orang mengungsi.

355 Warga Terpaksa Mengungsi Akibat Banjir di Makassar

Gubernur Eduardo Leite mengatakan Rio Grande do Sul sedang menghadapi "bencana terburuk dalam sejarahnya".

Dalam siaran langsung, ia memperbarui jumlah korban tewas dari 13 pada Kamis pagi menjadi 29, dan jumlah orang hilang dari 21 menjadi 60.

Detik-detik Rumah Warga di Maros Hanyut Tersapu Banjir

“Dengan rasa sakit yang terdalam di hati saya, saya tahu itu akan lebih parah lagi,” kata gubernur dikutip dari laman Hindustantimes.com pada Jumat, 3 Mei 2024.

Lula, yang menyalahkan aliran sungai tersebut sebagai penyebab perubahan iklim, tiba di kota Santa Maria pada pagi hari bersama delegasi para menteri dan mengadakan pertemuan kerja dengan Leite dan pejabat lainnya untuk mengoordinasikan upaya penyelamatan, kata pemerintah.

Presiden berjanji tidak akan ada kekurangan sumber daya manusia atau material untuk meminimalkan penderitaan yang disebabkan oleh peristiwa ekstrem ini di negara bagian tersebut.

Pemerintah federal, tambahnya, "100 persen akan berada di bawah kendali" pejabat negara bagian. Pemerintah pusat telah menyediakan 12 pesawat, 45 kendaraan dan 12 perahu serta 626 tentara untuk membantu membersihkan jalan, mendistribusikan makanan, air dan kasur, serta mendirikan tempat berlindung, kata pernyataan pers.

Ketika hujan terus berlanjut, prakiraan cuaca memperingatkan sungai utama Guaiba yang telah meluap di beberapa daerah, akan mencapai ketinggian tiga meter (9,8 kaki) pada hari Kamis dan empat meter pada hari berikutnya.

Hancur total

Seluruh komunitas di Rio Grande do Sul telah terputus total karena hujan yang terus-menerus telah menghancurkan jembatan dan memblokir jalan, dan menyebabkan kota-kota bahkan tanpa layanan telepon atau internet.

Tim penyelamat dan tentara telah berjuang untuk membebaskan keluarga-keluarga yang terjebak di rumah mereka, banyak yang terjebak di atap rumah untuk menghindari kenaikan air.

“Saya belum pernah melihat yang seperti ini… semuanya terendam air,” kata Raul Metzel, seorang operator mesin berusia 52 tahun di kotamadya Capela de Santana.

Pihak berwenang telah mendesak masyarakat untuk menghindari daerah di sepanjang jalan raya negara bagian karena risiko tanah longsor, dan mereka yang tinggal di dekat sungai atau di lereng bukit untuk mengungsi.

Ratusan ribu orang kehilangan akses terhadap listrik dan air minum, sementara kegiatan belajar-mengajar di seluruh negara bagian dihentikan. Pada hari Rabu, wakil gubernur negara bagian tersebut, Gabriel Souza, mengatakan kerugian diperkirakan mencapai $20 juta.

Walikota Sandra Backes dari Sinimbu mengatakan situasi di kotanya adalah “mimpi buruk.”

“Sinimbu seperti zona perang, hancur total… Semua toko, tempat usaha, supermarket – semuanya hancur,” katanya dalam video yang diunggah di Instagram.

Di tempat lain di Santa Cruz do Sul, penjaga pantai menggunakan perahu untuk mengangkut warga, banyak dari mereka adalah anak-anak ke tempat yang aman.

Sungai-sungai di kawasan itu sudah meluap akibat badai sebelumnya. September lalu, sedikitnya 31 orang tewas akibat topan yang melanda negara bagian tersebut.

Negara terbesar di Amerika Selatan ini telah mengalami serangkaian kejadian cuaca ekstrem baru-baru ini, yang menurut para ahli lebih mungkin terjadi akibat perubahan iklim. Banjir terjadi di tengah gelombang dingin yang melanda wilayah selatan dan tenggara, menyusul gelombang panas ekstrem.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya