Gaji UMR Mahal, Restoran di New York Pekerjakan Warga Filipina Jadi Kasir Virtual Lewat Zoom

Kasir via Zoom
Sumber :
  • istimewa

VIVA Dunia – Baru-baru ini viral di media sosial sebuah restoran unik yang hanya bisa Anda temukan di New York City, Amerika Serikat. Bagaimana tidak, jika biasanya sebuat restoran atau tempat makan memiliki kasir dalam bentuk nyata namun tidak untuk restoran satu ini.

Mencicipi Ragam Gulai Autentik Khas Minang yang Memikat Selera

Perkembangan teknologi yang semakin maju, rupanya membuat sebuah tempat makan di New York ini lebih memilih menggunakan kasir virtual. Tak perlu lagi melayani secara langsung seperti kasir pada umumnya, kecanggihan teknologi dimanfaatkan dengan baik oleh restoran ini.

Tidak untuk mempercepat proses produksi atau mempersiapkan makanan, tapi juga Sumber Daya Manusia (SDM). Seperti mengutip laman New York Post, bahwa sejumlah restoran di New York City ini ternyata menggunakan pekerja WFH dari Filipina untuk melayani pelanggan mereka yang ada di Amerika Serikat.

Putus Kuliah, Jualan Mie, Jadi Triliuner: Kisah Inspiratif di Balik Kesuksesan Marugame Udon

Mereka bisa bekerja jarak jauh secara virtual dengan menggunakan zoom. Layanan yang gagasannya dicetus oleh Chi Zhang, 34, pendiri Happy Cashier, sebuah perusahaan asisten virtual yang kini menjadi sorotan minggu lalu. Di mana terdapat sebuah postingan media sosial tentang pekerja luar negeri menjadi viral. Scroll untuk baca artikel selengkapnya berikut ini.

Cara Kerja Kasir Virtual

Inovasi Sudah Jadi DNA

Para pekerja, semuanya berbasis di Filipina dan diproyeksikan ke monitor layar datar melalui Zoom, dipanggil ketika tanpa disadari ada pelanggan yang mendekat. Meskipun ada perbedaan waktu 12 jam dengan pengunjung makan siang di New York, mereka memberikan salam hangat, menjelaskan menu, dan memberi isyarat kepada para tamu untuk masuk

Kasir virtual itu dioperasikan oleh perusahaan Happy Cashier yang ditempatkan di layar monitor di toko-toko di Queens, Manhattan, dan Jersey City. Mereka diperbantukan untuk tetap membantu dan melayani pelanggan dengan pesanan dan penjelasan menu. Untuk melihat cara kerja kasir virtual, Anda bisa melihat unggahan akun Instagram @nowdots pada Kamis, 2 Mei 2024.

Gaji UMR Mahal

Meskipun model ini dianggap sebagai inovasi dalam mengatasi kenaikan harga sewa dan inflasi yang tinggi, beberapa pelanggan skeptis menganggapnya sebagai bentuk perubahan yang kurang diinginkan dalam industri restoran.

Kasir yang dipekerjakan oleh Happy Cashier ini diketahui menerima upah sekitar Rp50 ribu per jam, sementara upah minimum (UMR) di kota tersebut adalah Rp260 ribu per jam. Meskipun legal, model bisnis ini menimbulkan kekhawatiran akan tekanan terhadap upah di industri restoran yang sudah rapuh. 

Pendiri Happy Cashier, Chi Zhang, berencana untuk mengembangkan model ini di lebih dari 100 restoran di negara bagian New York pada akhir tahun ini, meskipun hal ini dianggap mengkhawatirkan oleh beberapa pihak, termasuk organisasi buruh yang memperjuangkan kenaikan upah minimum di kota tersebut.

Zhang adalah mantan pemilik Yaso Tangbao, sebuah restoran Shanghai di Pusat Kota Brooklyn yang tutup selama pandemi virus corona. Dia mengatakan pengalaman tersebut memperkuat gagasan, bahwa restoran-restoran sedang terbebani oleh harga sewa yang tinggi dan inflasi, dan bahwa model asisten virtual yang mirip dengan yang digunakan oleh call center di luar negeri dapat membantu memaksimalkan ruang ritel kecil dan meningkatkan efisiensi toko.

Ketika asisten virtual tidak membantu pelanggan, mereka mengoordinasikan pesanan pesan-antar makanan, menerima panggilan telepon, dan mengawasi halaman ulasan online restoran, kata Zhang. Mereka bisa menerima pesanan makanan, tapi tidak bisa mengatur transaksi tunai.

Industri restoran telah lama menjadi pintu masuk bagi imigran dan sarang pelanggaran ketenagakerjaan seperti pencurian upah. Namun model Happy Cashier adalah legal dan undang-undang upah minimum hanya berlaku untuk pekerja “yang secara fisik berada dalam batas geografis negara bagian tersebut,” menurut juru bicara Departemen Tenaga Kerja Negara Bagian New York.

Asisten virtual sudah menjadi hal yang umum dalam layanan pelanggan dan lingkungan perusahaan, namun jarang terjadi dalam bisnis restoran.

Reaksi Warganet

Sontak saja adanya video tersebut di media sosial pun sukses menyita perhatian warganet di media sosial.

"Yang orang tidak perhatian adalah, UMR dinaikan terus, lama-lama perusahaan outsource keluar. Bisa terjadi di Indonesia," tulis warganet.

"Di Indonesia ga perlu sih, tenaga kerja melimpah & gajinya murah. Pom bensin aja masih ada petugas yg isikan," sahut lainnya.
 "12 jt sebulan donk gajinya?"kata lainnya.

"Ide bagus bgt.... Yg begini gak laku di Indonesia, perusahaan bisa rugi. Kalo bisa jadi budak korporat ngapain diberi kemudahan? Ya gak sih," tulis lainnya.

"Tutor cara ngelamar nya," seru lainnya.

"Sedangkan disini 150rb sehari wkwkwkw 50rb perjam mah nyayur," tulis lainnya.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya