Jalanan di China Selatan Ambruk dan Longsor, 36 Orang Tewas
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Beijing – Korban tewas akibat ambruknya jalan raya di Tiongkok selatan menjadi 36 orang, sementara tim darurat terus berupaya untuk menyelamatkan mobil-mobil dari lokasi kejadian.
“Pada pukul 05.30 tanggal 2 Mei, 36 orang tewas, dan 30 orang terluka,” menurut laporan kantor berita pemerintah China, Xinhua.
Laporan itu menambahkan bahwa korban luka tidak dalam kondisi yang mengancam nyawa atau kritis.
Jalan tersebut ambruk pada Rabu pagi, 1 Mei 2024, ketika Tiongkok memulai libur besarnya pada bulan Mei, yang secara tradisional merupakan salah satu waktu tersibuk dalam setahun di jalan raya.
Foto-foto dari udara menunjukkan salah satu sisi jalan raya S12 antara Kota Meizhou dan Kabupaten Dabu telah runtuh dan tanah di bawahnya runtuh, yang menyebabkan lumpur mengalir menuruni lereng bukit yang curam dan berhutan.
Stasiun penyiaran negara CCTV mengatakan insiden itu adalah bencana geologi alam yang terjadi akibat hujan deras yang terus-menerus.
Melansir dari Al-Jazeera, Kamis 2 Mei 2024, bentangan jalan sepanjang 17,9 meter (58,7 kaki) ambruk, dan sejauh ini 23 kendaraan terjebak di dalam lubang berlumpur.
Beberapa orang yang menyaksikan kejadian tersebut mengatakan kepada media lokal bahwa mereka mendengar suara mobil jatuh, yang diikuti dengan ledakan besar.
“Kami berhenti dan keluar dari mobil untuk memeriksa dan tidak tahu (tiba-tiba) jalan tersebut telah runtuh,” kata salah satu saksi yang tidak disebutkan namanya.
Jalan raya ditutup di kedua arah dan sekitar 500 personel darurat termasuk petugas pemadam kebakaran dan ahli penyelamat ranjau dikerahkan ke lokasi untuk membantu operasi penyelamatan.
Foto-foto dari lokasi kejadian menunjukkan mobil-mobil itu rusak ditarik dari lumpur dengan derek raksasa, dan ekskavator bersiaga. Tim penyelamat juga melakukan pencarian dengan anjing pelacak dan alat pendeteksi kehidupan.
Upaya pencarian menjadi rumit karena hujan terus-menerus, serta pergerakan kerikil dan tanah di lokasi, sehingga menimbulkan risiko bagi para pekerja.
Insiden ini juga merupakan yang terbaru dari serangkaian bencana terkait cuaca ekstrem di Guangdong dalam beberapa pekan terakhir.
Hujan deras bulan lalu pun memicu banjir di wilayah lain di provinsi tersebut, yang menewaskan empat orang dan memaksa lebih dari 100.000 warga dievakuasi.
Pekan lalu, angin puting beliung melanda sebagian kota besar Guangzhou dan menewaskan lima orang.
Hujan deras yang terjadi kali ini jauh lebih deras dibandingkan perkiraan normalnya dan dikaitkan dengan percepatan perubahan iklim.