Panas Ekstrem Hingga 45 Derajat Celcius, Filipina dan Bangladesh Tutup Ribuan Sekolah
- Pixabay
Manila – Asia Selatan dan Tenggara akan menghadapi cuaca panas lebih ekstrem. Gelombang panas juga membawa Filipina dan Bangladesh untuk menutup semua sekolah-sekolah.
Dalam hal ini, pihak berwenang hampir di seluruh negara Asia mengeluarkan peringatan kesehatan untuk masyarakat, demi menghindari risiko fatal akibat potensi serangan panas atau heatstroke.
Di Filipina sendiri, suhu di negara tersebut mencapai 45 derajat Celcius, hingga membuat seribu sekolah terpaksa meminta siswanya untuk sementara belajar di rumah.
Penangguhan kelas tatap muka di semua sekolah negeri Filipina direncanakan berlangsung selama dua hari setelah suhu panas mencetak rekor di ibu kota Manila.
Di Thailand, setidaknya 30 orang tewas akibat panas sepanjang tahun ini
Departemen meteorologi memperingatkan adanya kondisi buruk setelah suhu di provinsi utara melebihi 44,1 derajat Celcius pada hari Sabtu.
"Saya tidak berani keluar pada siang hari. Saya khawatir kita akan terkena sengatan panas," kata San Yin, seorang kasir di Yangon, Myanmar.
Dia menambahkan bahwa dirinya pergi ke taman bersama suami dan putranya yang berusia empat tahun pada malam hari untuk menghindari panasnya apartemen mereka di lantai empat.
"Ini adalah satu-satunya tempat yang bisa kami tinggali untuk menghindari panas di lingkungan kami," katanya, dikutip dari Channel News Asia, Senin, 29 April 2024.
Sebagai informasi, suhu global mencapai rekor tertinggi tahun lalu. Badan cuaca dan iklim PBB telah memperingatkan bahwa Asia mengalami pemanasan dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Penelitian ilmiah yang ekstensif menemukan bahwa perubahan iklim menyebabkan gelombang panas menjadi lebih lama, lebih sering, dan lebih intens.
Myanmar juga mencatat suhu 3 hingga 4 derajat Celcius lebih tinggi dibandingkan rata-rata bulan April, menurut pemantau cuaca pekan lalu.
Pada Minggu, peramal cuaca nasional memperkirakan suhu di pusat kota Mandalay bisa meningkat hingga 43 derajat Celcius.