Kiamat Diprediksi Ilmuwan Bakal terjadi Tahun 2026, Ini Penjelasannya

Ilustrasi kiamat.
Sumber :
  • Crosswalk

Jakarta – Para ahli di seluruh dunia sering kali membuat prediksi tentang akhir dunia berdasarkan pengetahuan mereka dalam bidang masing-masing, termasuk Thomas Malthus, seorang ekonom dan ahli demografi, yang telah mengeluarkan peringatan mengenai akhir dunia di Bumi. Malthus menyatakan bahwa bencana tersebut akan terjadi jika populasi manusia terus berkembang.

Perempuan sebagai Pelopor Inovasi Teknologi dan Kecanggihan AI, Wamen Dikti Saintek Tegaskan Tak Ada Perbedaan Gender

Penyebabnya adalah karena hal tersebut akan menyebabkan penurunan pasokan makanan yang tidak akan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan populasi manusia. Namun, setiap tanggal yang ia prediksi ternyata salah.

Hal ini karena kemajuan teknologi yang semakin pesat dapat meningkatkan produksi makanan dengan lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin bertambah.

Ahmad Sahroni Dibuat Tercengang Lihat Kecanggihan Alat Sadap Milik Kejaksaan Agung

Jam Kiamat atau The Doomsday Clock.

Photo :
  • NPR

Dilansir dari time, Minggu, 28 April 2024, Di era modern, prediksi tentang akhir dunia kembali muncul dari seorang ahli fisika bernama Heinz von Foerster dari University of Illinois. Foerster memprediksi bahwa akhir dunia di Bumi akan terjadi pada tahun 2026 mendatang.

5 Teknologi Global yang Harus Diadopsi di Indonesia

Teori Foerster dikembangkan pada tahun 1960 berdasarkan perhitungan pertumbuhan populasi manusia. Dengan pertumbuhan yang tidak terkendali, Foerster menyatakan bahwa akhir dunia akan terjadi pada tahun 2026, atau dua tahun dari sekarang.

Menurutnya, pada tahun 2026, populasi manusia akan mencapai batas maksimum yang dapat ditanggung oleh planet Bumi.

Foerster menghitung dengan matematika yang rumit dengan menambahkan banyak faktor. Misalnya bencana skala besar seperti perang nuklir, pembentukan masyarakat dunia yang kooperatif, pengembangan metode teknis yang menghasilkan pasokan makanan tanpa terbatas, dan lainnya.

"Populasi yang cerdas akan memusnahkan diri mereka sendiri. Anak cucu kita tak akan kelaparan. Mereka akan diperas hingga meninggal," kata dia.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa meski teknologi produksi makanan makin canggih, tak akan mampu melampaui kecepatan kelahiran manusia.

Doomsday Clock atau Jam Kiamat.

Photo :
  • Istimewa

Jumlah manusia memang meroket sepanjang abad ke-20 dari 3 miliar pada tahun 1960 ketika Foerster membuat prediksinya, menjadi 8 miliar saat ini.

Foerster mengatakan jika umat manusia ingin menghindari kiamat, maka pemerintah harus melakukan intervensi untuk mengontrol laju populasi yang kian cepat.

Salah satunya, ia mengatakan bisa dengan mengeluarkan kebijakan pajak yang lebih tinggi bagi keluarga dengan anak lebih dari dua.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya