AS Kirim 25 Ribu Makanan Siap Saji ke Jalur Gaza Melalui Udara

AS mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza via udara
Sumber :
  • AP Photo/Mohammed Hajjar

Gaza – Komando Pusat Amerika Serikat (US CENTCOM), melakukan penerjunan bantuan kemanusiaan gabungan ke Gaza Utara, pada Kamis, 25 April 2024, pukul 12:15 waktu Gaza. Pengiriman ini untuk memberikan bantuan penting kepada warga sipil di Gaza yang terkena dampak konflik yang sedang berlangsung.

Daftar Produk Boikot di Medsos Belum Tentu Benar! Pakar: Banyak PHK, Jangan Sampai yang Kena Saudara Sendiri

"Operasi gabungan tersebut mencakup dua pesawat C-130 Angkatan Udara AS. C-130 AS menjatuhkan lebih dari 25.000 Makanan Siap Makan (MRE), memberikan bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan jiwa di Gaza Utara," menurut pernyataan dari CENTCOM, Jumat, 26 April 2024.

Seorang pria Palestina menyaring biji-bijian di Gaza di tengah kekurangan pangan

Photo :
  • Middle East Eye/Mohammed al-Hajjar
Israel Kelabakan Lawan Houthi, AS Murka Bantu Gempur Ibu Kota Yaman

Hingga saat ini, AS telah menjatuhkan lebih dari 1.082 ton bantuan kemanusiaan.

Bantuan kemanusiaan yang diberikan oleh Departemen Pertahanan AS berkontribusi terhadap upaya AS dan pemerintah negara mitra untuk meringankan penderitaan manusia.

Ombudsman Usul Bansos Tak Boleh Lagi Berbentuk Beras atau Uang 

Pengiriman melalui udara ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan, dan AS akan terus merencanakan pengiriman lanjutan melalui udara.

Sebagai imformasi, sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang, Israel telah melancarkan serangan tanpa henti di Gaza, menewaskan hampir 34.000 orang, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan melukai hampir 77.000 lainnya.

Warga Palestina berjalan di tengah hujan di kamp pengungsian di Rafah, Gaza.

Photo :
  • The Times of Israel.

Perang Israel di Gaza juga telah menyebabkan 85 persen penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Sementara lebih dari 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya