Korut Kirim Utusan ke Iran, Kira-kira Ini yang Dibahas
- NK News
Taheran – Delegasi Korea Utara, dipimpin oleh menteri kabinet untuk perdagangan internasional, melakukan kunjungan ke Iran. Kehadiran ini memicu spekulasi bahwa kedua negara akan bekerjasama di bidang militer.
Menteri Hubungan Ekonomi Luar Negeri, Yun Jong Ho, berangkat dari Pyongyang pada hari Selasa menggunakan pesawat. Ia memimpin delegasi kementerian dalam kunjungan mereka ke Iran, menurut laporan dari kantor berita resmi Korea Utara, KCNA. Informasi lebih lanjut tidak tersedia.
Dilansir dari Antara, Jumat, 26 April 2024, Korea Utara dan Iran lama dicurigai memiliki kerja sama dalam pengembangan program rudal balistik. Keduanya mungkin telah saling berbagi pengetahuan teknis dan komponen yang diperlukan untuk produksi rudal balistik.
Iran telah menyediakan sejumlah besar rudal balistik kepada Rusia untuk digunakan dalam konflik di Ukraina. Sementara Korea Utara juga dituduh mengirimkan rudal dan artileri ke Rusia, meskipun pihak mereka membantah tuduhan tersebut.
Kunjungan terakhir pejabat Korea Utara ke Iran terjadi pada tahun 2019. Pada saat itu, Pak Chol-min, yang menjabat sebagai wakil ketua Majelis Rakyat Tertinggi Korea Utara, mengunjungi Iran untuk membahas potensi kerja sama.
Setelah menjalin hubungan diplomatik pada 1973, Pyongyang dan Teheran diketahui memiliki hubungan dekat selama berada di bawah sanksi internasional atas program senjata mereka. Kedua negara tersebut diduga melakukan pertukaran suku cadang dan teknologi rudal balistik, terutama pada perang Iran-Irak 1980-1988.
Kunjungan tersebut menimbulkan spekulasi bahwa selain kerja sama ekonomi, Korea Utara mungkin berupaya memperdalam hubungan militer dengan Iran di tengah perang Rusia dengan Ukraina. Pyongyang dan Teheran dikenal sebagai penyedia utama senjata bagi Moskow untuk mendukung perang.
Menyusul peluncuran lebih dari 300 drone dan rudal Iran baru-baru ini ke arah Israel, muncul spekulasi bahwa suku cadang atau teknologi militer Korea Utara dapat digunakan untuk salvo rudal Iran terhadap Israel dengan alasan kerja sama militer yang erat antara Pyongyang dan Teheran.
Pada 2006, Panglima Garda Revolusi Iran secara terbuka mengakui bahwa negaranya telah memperoleh rudal Scud-B dan Scud-C dari Korea Utara selama perang, tetapi tidak lagi membutuhkan bantuan Pyongyang.
Sedangkan laporan Badan Intelijen Pertahanan A.S. pada 2019 menunjukkan bahwa rudal balistik Shahab-3 Iran dikembangkan berdasarkan rudal Rodong jarak menengah Korea Utara.
Tak hanya itu, Rudal Khorramshahr yang dikembangkan Iran diyakini secara teknis terkait dengan rudal Musudan milik Korea Utara.
Para ahli mengatakan Korea Utara dapat mencari bantuan dari Iran mengenai teknologi rudal berbahan bakar padat, seperti rudal balistik yang dilengkapi hulu ledak hipersonik.
Adapun pada Februari lalu, Menteri Pertahanan Korea Selatan Shin Won-sik mengatakan Korea Utara telah mengirimkan sekitar 6.700 kontainer yang membawa jutaan amunisi ke Rusia sejak Juli 2023 untuk mendukung perangnya melawan Ukraina dengan imbalan makanan dan kebutuhan lainnya.
Iran juga diduga menyediakan drone untuk perang tersebut kepada Rusia dan Kyiv mengatakan bahwa Rusia telah meluncurkan sekitar 3.700 drone serang Shahed-136 buatan Iran ke sasaran di Ukraina pada akhir tahun lalu.