Hamas Melunak, Setujui Konflik dengan Israel Pakai Solusi Ini

VIVA Militer: Juru Bicara Hamas Palestina, Abu Ubaida (Abu Obeida)
Sumber :
  • middleeastmonitor.com

Palestina – Sikap Hamas tiba-tiba melunak dengan bersedia meletakkan senjata dengan imbalan solusi dua negara Israel dan Palestina dengan perbatasan sebelum tahun 1967.

Penghancuran Bangunan Jadi Komponen Utama Israel Jajah Palestina, Menurut Laporan Uni Eropa

Dilansir dari Al Jazeera, Jumat, 26 April 2024, Sikap itu disampaikan pejabat politik penting Hamas, Khalil al-Hayya, kepada AP. Menurutnya, Hamas setuju solusi dua negara untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina.

Perubahan sikap ini mengejutkan karena Hamas, yang menyatakan tujuannya adalah menghancurkan Israel, sebelumnya menolak mentah-mentah kemungkinan solusi dua negara.

Senat AS Gagal Stop Penjualan Senjata Perang ke Israel tapi Teguran Keras untuk Biden

VIVA Militer: Brigade Izz ad-Din al-Qassam Hamas Palestina

Photo :
  • nytimes.com

Dalam sebuah wawancara, al-Hayya mengatakan Hamas ingin bergabung dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) untuk membentuk pemerintahan bersatu yang akan mengendalikan Gaza dan Tepi Barat.

China Sebut Veto AS atas Resolusi Gencatan Senjata Gaza Dorong Palestina ke Kegelapan

Akibat Perang Enam Hari antara Israel dan koalisi negara-negara Arab, negara Yahudi menduduki Tepi Barat, Gaza, Dataran Tinggi Golan di Suriah, dan wilayah lainnya.

Menurut al-Hayya, jika solusi dua negara tercapai, sayap militer Hamas; Brigade al-Qassam, akan bubar. Al-Hayya selama ini mewakili Hamas dalam gencatan senjata dan perundingan pertukaran tahanan dengan Israel yang kini terhenti.

“Semua pengalaman orang-orang yang melawan penjajah, ketika mereka merdeka dan memperoleh hak-hak dan negaranya, apa yang dilakukan kekuatan-kekuatan ini? Mereka berubah menjadi partai politik dan kekuatan tempur mereka berubah menjadi tentara nasional,” jelas al-Hayya menguraikan nasib Hamas dan sayap militernya ke depan jika solusi dua negara tercapai.

Menurut laporan yang beredar, tidak mungkin Israel akan mempertimbangkan skenario seperti itu karena Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk terus memerangi Hamas sampai Hamas benar-benar musnah.

Netanyahu juga telah berulang kali menentang berdirinya Negara Palestina yang berdaulat. Pada bulan Januari, pejabat senior Hamas lainnya; Khaled Mashal, mengatakan kepada podcaster Kuwait; Amar Taki: “Kami tidak ada hubungannya dengan solusi dua negara.”

Illustration of Israel-Hamas war

Photo :
  • VIVA.co.id/Arianti Widya

"Anggota kelompok ini menolak gagasan tersebut, karena ini berarti Anda akan mendapatkan janji untuk sebuah negara [Palestina], namun Anda diharuskan untuk mengakui legitimasi negara lain, yaitu entitas Zionis,” katanya.

Mashal menegaskan bahwa serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sedikitnya 1.200 orang dan 250 orang disandera, merupakan tanda bahwa Palestina dapat merebut kembali seluruh tanah mereka.

“Saya yakin mimpi dan harapan Palestina mulai dari sungai hingga laut dan dari utara hingga selatan telah diperbarui,” ujarnya.

Jumlah korban tewas akibat serangan udara dan serangan darat Israel di Gaza, yang dilancarkan sebagai tanggapan terhadap serangan Hamas, telah melampaui 34.305 orang, dengan 77.293 lainnya terluka, menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya