Sepak Terjang Netzah Yehuda, Batalion Tempur Israel yang 'Digebuk' AS

PM Israel Benyamin Netanyahu bersama Batalion khusus Netzah Yehuda
Sumber :
  • https://jcpa.org/

VIVA Dunia – AS dilaporkan berencana menjatuhkan sanksi terhadap Netzah Yehuda, unit militer ultra-Ortodoks Israel yang dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Palestina. Inilah yang perlu Anda ketahui tentang batalion. Scroll untuk baca artikel selengkapnya berikut ini.

Kekurangan Bahan Bakar, Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara Segera Berhenti Beroperasi

Baru-baru ini pemerintah AS akan segera memberikan sanksi kepada satu batalion Pasukan Pertahanan Israel (IDF) atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia, yang menandai tindakan serupa yang pertama dalam sejarah hubungan kedua negara.

Menurut laporan tanggal 20 April 2024 dari organisasi media Axios , yang mengutip tiga sumber AS, “Sanksi tersebut akan melarang batalion dan anggotanya menerima bantuan atau pelatihan militer AS dalam bentuk apa pun.”

AS Sudah Pasok 10 Ribu Bom dan Rudal untuk Israel sejak Konflik Pecah Gaza

Reuters juga melaporkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken baru-baru ini mengatakan dia telah membuat “keputusan” mengenai masalah tersebut, dan keputusan dapat diumumkan.

Pada tanggal 21 April, Presiden Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah postingan di X bahwa “Sanksi tidak boleh dikenakan pada Pasukan Pertahanan Israel!” dan bahwa dalam beberapa minggu terakhir dia telah “berusaha menentang penerapan sanksi terhadap warga Israel, termasuk dalam percakapan saya dengan pejabat senior pemerintah Amerika.”

Debat Perdana Capres AS, Begini Kata Trump dan Biden soal Perang Israel-Palestina

“Pada saat tentara kita sedang melawan monster teror, niat untuk menjatuhkan sanksi pada unit di IDF adalah sebuah absurditas dan moral yang rendah,” katanya. Tentang apa isu tersebut?

Apa Kemungkinan Dasar Sanksi AS Terhadap Militer Israel?

Laporan Axios  mengatakan AS mengambil tindakan atas kekhawatiran terkait dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan batalion tersebut. Insiden tersebut dilaporkan terjadi di Tepi Barat sebelum kelompok militan Palestina Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober tahun lalu.

Secara khusus, satu insiden telah disebutkan. Pada Januari 2022, Omar Assad yang berusia 78 tahun, seorang warga negara AS-Palestina, ditemukan tewas setelah tentara Israel menahannya di Tepi Barat. IDF mengklaim dalam rilis publik bahwa kendaraannya dihentikan untuk diperiksa dan dia ditemukan bepergian tanpa surat identitas apa pun. Israel sangat mengatur pergerakan di wilayah tersebut.

Omar ditahan bersama orang lain di gedung terdekat dan dibebaskan setelah beberapa jam, saat itulah dia ditemukan tewas. Pihak Palestina mengatakan dalam laporan otopsi bahwa dia meninggal karena serangan jantung.

Investigasi IDF menyimpulkan, bahwa insiden tersebut diakibatkan “kegagalan moral dan pengambilan keputusan yang buruk di pihak tentara.”

Mereka juga mengklaim, bahwa tidak ada penggunaan kekerasan selama insiden tersebut kecuali ketika Assad ditangkap setelah menolak untuk bekerja sama. Para prajurit gagal memenuhi kewajiban mereka dengan membiarkan Assad tergeletak di lantai tanpa perawatan yang diperlukan dan tanpa melaporkan kejadian tersebut kepada komandan mereka.

Namun, tentara IDF diduga menyumbat pria tersebut dan memaksanya berada dalam posisi tidak nyaman saat menanyainya. Sebuah pernyataan dari Departemen Luar Negeri AS pada saat itu mengatakan, pihaknya “sangat prihatin” mengenai kematian Assad dan mengharapkan “penyelidikan kriminal menyeluruh dan akuntabilitas penuh dalam kasus ini”.

Tentara-tentara Batalion Netzah Yehuda

Photo :
  • istimewa

Apa itu Netzah Yehuda?

Netzah Yehuda merupakan salah satu dari empat batalion yang membentuk brigade infanteri Kfir. Batalyon tersebut sebagian besar beroperasi di Tepi Barat yang diduduki dan dikirim untuk berperang di Jalur Gaza setelah 7 Oktober. 

Banyak warga Israel yang sekuler melihat pembentukan Netzah Yehuda sebagai langkah positif menuju integrasi ultra-Ortodoks ke dalam militer. Saat ini unit tersebut telah berkembang menjadi sekitar 1.000 anggota.

Mereka sering merekrut pemukim sayap kanan yang terlibat dalam gerakan Hilltop Youth, di mana prajurit berpindah dari unit lain dalam militer Israel.

Menurut laporan dari berbagai sumber, Netzah Yehuda juga memiliki aturan yang sangat ketat, termasuk larangan bagi non-Yahudi dan kebijakan yang memisahkan perempuan dari pangkalan militernya, kecuali jika mereka adalah istri dari prajurit.

“Batalion Netzah Yehuda dibentuk pada tahun 1999 untuk mengakomodasi keyakinan agama Yahudi ultra-Ortodoks dan anggota militer nasionalis agama lainnya.” dikutip VIVA.co.id dari laman BBC pada Kamis, 25 April 2024.

Hal ini termasuk memberi mereka waktu untuk salat dan belajar serta membatasi interaksi mereka dengan tentara wanita. Ini adalah unit militer yang semuanya terdiri dari laki-laki.

Militer Israel membentuk batalion tempur Haredi pertama dan beroperasi di Ramallah dan Jenin. Pada 2019, surat kabar Ibrani Yedioth Ahronoth memberitakan bahwa militer Israel memutuskan untuk memindahkan Batalion Netzah Yehuda dari Ramallah ke Jenin.

Setelah Yedioth Ahronoth memberitakan "serangkaian kegagalan", juru bicara militer Israel mengatakan pemindahan batalion ke Jenin adalah "atas pertimbangan operasional".

Pada bulan Februari 2022, organisasi media Israel Haaretz menerbitkan laporan tentang kritik terhadap batalion tersebut, terutama pelanggaran hak asasi manusia yang telah dikaitkan dengannya selama bertahun-tahun. 

Anggota kelompok tersebut di masa lalu telah didakwa di Israel atas penyiksaan dan penyerangan seksual terhadap warga Palestina, dalam kasus terpisah.

Batalion khusus Netzah Yehuda Israel terancam disanksi AS

Photo :
  • Skynews

Sanksi Mengikuti Sanksi

Jumat lalu, Uni Eropa dan pemerintahan Biden mengumumkan serangkaian sanksi terhadap aktivis dan kelompok sayap kanan Israel yang terlibat dalam kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat. 

Mereka termasuk organisasi supremasi Yahudi Lahava dan pendirinya Benzi Gopstein, yang dianggap sebagai rekan dekat Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir. 

Ben-Gvir telah menjabat sebagai pengacara Gopstein dan menurut Haaretz, Gopstein telah menjabat sebagai penasihat informal Ben-Gvir sejak pengangkatannya sebagai menteri pada tahun 2022.  

Jika Amerika Serikat memberikan sanksi kepada Netzah Yehuda, batalion tersebut tidak lagi diizinkan menggunakan amunisi Amerika atau kendaraan buatan Amerika. Tentaranya juga akan dilarang berlatih dengan pasukan Amerika atau mengambil bagian dalam program apa pun yang dibiayai oleh dana Amerika. 

Mengapa Sanksi Baru Dipertimbangkan Sekarang?

Kekuasaan untuk menjatuhkan sanksi diyakini berasal dari Hukum Leahy di AS. Mereka “melarang memberikan bantuan militer kepada individu atau unit pasukan keamanan yang melakukan pelanggaran berat hak asasi manusia dan belum diadili,” lapor Reuters .

Hal ini telah diterapkan terhadap beberapa bantuan AS yang diberikan kepada beberapa negara di Amerika Selatan, antara lain.

Benny Gantz, seorang menteri sayap kanan Israel, baru-baru ini berbicara dengan Blinken untuk memintanya “mempertimbangkan kembali keputusan yang prospektif” atas sanksi kepada Batalion Netzah Yehuda.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya